Showing posts with label cinta. Show all posts
Showing posts with label cinta. Show all posts

Sunday, August 25, 2019

Analogi Sederhana Pembelajaran:

Cangkir dan Teko Vs Murid dan Guru:

Ketika Teko ingin mengisi sebuah cangkir maka harus:

1. Cangkir harus dalam keadaan terbuka, sehingga air bisa masuk.
1a. Ilmu tidak akan masuk pada murid yang menutup diri dan tidak mau membuka diri pada berbagai macam ilmu, nasehat dan pengetahuan pengetahuan baru lainnya.

2. Cangkir dalam keadaan kosong agar bisa terisi.
2a. Agar ilmu bisa masuk kepada seorang murid, maka murid tidak boleh merasa sudah pintar dan sudah full pengetahuannya. Ilmu tdk akan masuk pada murid yg sudah merasa tahu segalanya.

3. Cangkir harus dalam posisi lebih rendah dari Teko, sehingga air bisa mengalir dengan baik.
3a. Ilmu tidak akan masuk pada murid yg menganggap dirinya lebih tinggi, merasa lebih tahu dan menyombongkan diri.

Ingatlah berbagi ilmu, pengetahuan dan pengalaman seperti berbagi file, file yang ada di hp kita tidak akan pernah habis walau kita bagi pada  sejuta hp orang lain yang berbeda. Jangan segan untuk berbagi ilmu dan kebaikan dengan orang lain.

Dalam sebuah hadist atau maqolah disebutkan: fasilitator dari kebaikan akan mendapatkan pahala yg sama dengan yang melakukan kebaikan tersebut, begitu juga sebaliknya.

Manfaatkan sebaik mungkin kondisi dan posisi kita saat ini. Jangan sampai salah didalam melakukan investasi, apalagi sampai melakukan investasi dosa (menginspirasi atau mengajak orang lain berbuat tidak baik), karena itu akan berpengaruh terhadap masa depan kita dan orang lain.

Friday, March 24, 2017

Berprasangka Baik

Ketika kita hanya mampu membeli tas seharga 500rb sementara kawan kita membeli tas seharga 5jt, kita bilang kawan kita berlebihan. Padahal kenyataannya ia belanja tak pakai uang kita dan ternyata ia sudah berhemat untuk tidak membeli tas seharga 40jt yang sanggup ia beli.

Ketika kita hanya mampu hidup di dekat suami sementara kawan kita berpisah jarak dan waktu dengan suaminya, kita bilang ia menggadaikan rumah tangga demi materi. Ternyata ia hidup rukun dan bahagia dalam perjuangan rumah tangganya.

Ketika kita hanya mampu menjadi ibu rumah tangga sementara kawan kita memilih bekerja, kita bilang ia menggadaikan masa depan anak. Ternyata ia bangun lebih pagi dari kita, belajar lebih banyak dari kita dan berdoa lebih khusyuk memohon pada Tuhan untuk penjagaan anak-anaknya.

Ketika kita hanya mampu mengatur uang belanja 1jt perbulan sementara kawan kita pengeluaran belanja bulanannya sampai 10jt, kita bilang ia boros. Padahal ia tak pernah berhutang pada kita, dan ternyata mereka beramal lebih banyak dari uang belanjaannya, ternyata mereka tak pernah lupa memberi sedekah.

SIAPA YANG RUGI??? "KITA"....
Belum-belum sudah mudah menilai, bisa jadi malah berburuk sangka. Padahal kita tak pernah tahu apa yang sebenarnya orang lain hadapi dan orang lain lakukan di luar sepengetahuan kita.

Jangan pernah mengukur kehidupan orang lain dengan ukuran hidup kita. Jangan menggunakan kacamata kita untuk menilai orang lain, penampilan luar belum tentu mencerminkan sifat aslinya. Jangan sibuk mengurusi orang lain apalagi kita tidak tahu apa-apa tentang hal tersebut. Mungkin itulah kenapa sepatu kaca Cinderella hanya pas di kakinya, karena ukuran hidup kita belum tentu sama dengan ukuran hidup orang lain.

Sibuklah memperbaiki diri sendiri, karena hanya dengan diri sendiri menjadi baiklah maka segalanya akan turut menjadi baik 😘

Source: fb sahabat kuliah

Tuesday, February 7, 2017

Cerita Menarik Penuh Hikmah

Wanita inspiratif

Abang, aku mau kerja!”

“Jangan, lah. Kamu di rumah saja. Istri itu di rumah tugasnya :)”

“Itu, tetangga kita, dia kerja!”

“Hehe …, dia itu guru, sayaang. Dia dibutuhkan banyak orang. Yang membutuhkan kamu tidak banyak. Hanya Abang dan anak kita. Di rumah saja, ya.”

“Itu…, tetangga kita yang satunya, yang sekarang sudah pindah ke kampung sebelah, aku lihat dia kerja. Bukan guru. Tidak dibutuhkan banyak orang.”

“Nanti, tunggu Abang meninggal dunia.”

“Apa-apaan sih?”

“Dia itu janda, sayaaaang. Suaminya meninggal satu setengah bulan yang lalu. Makanya dia kerja.”

“Tapi kebutuhan kita makin banyak, Bang”

“Kan Abang masih kerja, Abang masih sehat, aku masih kuat. Akan Abang usahakan, InsyaAllah.”

“Iya, aku tahu. Tapi penghasilan Abang untuk saat ini tidaklah cukup.”

“Bukannya tidak cukup, tapi belum lebih. Mengapa Abang bilang begitu? Karena Allah pasti mencukupi. Lagi pula, kalau kamu kerja siapa yang jaga anak kita?”

“Kan ada Ibu! Pasti beliau tidak akan keberatan. Malah dengan sangat senang hati.”

“Istri Abang yang Abang cintai, dari perut sampai lahir, sampai sebelum Abang bisa mengerjakan pekerjaan Abang sendiri, segalanya menggunakan tenaga Ibu. Abang belum ada pemberian yang sebanding dengan itu semua. Sedikit pun belum terbalas jasanya. Dan Abang yakin itu tak akan bisa. Setelah itu semua, apakah sekarang Abang akan meminta Ibu untuk mengurus anak Abang juga?”

“Bukan Ibumu, tapi Ibuku, Bang?”

“Apa bedanya? Mereka berdua sama, Ibu kita. Mereka memang tidak akan keberatan. Tapi kita, kita ini akan jadi anak yang tegaan. Seolah-olah, kita ini tidak punya perasaan.”

“Jadi, kita harus bagaimana?”

“Istriku, takut tidak tercukupi akan rezeki adalah penghinaan kepada Allah. Jangan khawatir! Mintalah pada-Nya. Atau begini saja, Abang ada ide! Tapi Abang mau tanya dulu.”

“Apa, Bang?”

“Apa alasan paling mendasar, yang membuat kamu ingin bekerja?”

“Ya untuk memperbaiki perekonomian kita, Bang. Aku ingin membantumu dalam penghasilan. Untuk kita, keluarga kita.”

“Kalau memang begitu, kita buka usaha kecil saja di rumah. Misal sarapan pagi. Bubur ayam misalnya? Atau, bisnis online saja. Kamu yang jalani. Bagaimana? anak terurus, rumah terurus, Abang terlayani, uang masuk terus, InsyaAllah. Keren, kan?”

“Suamiku sayang, aku tidak pandai berbisnis, tidak bisa jualan. Aku ini karyawati. Bakatku di sana. Aku harus keluar kalau ingin menambah penghasilan.”

“Tidak harus keluar. Tenang, masih ada solusi!”

“Apa?”

“Bukankah ada yang lima waktu? Bukankah ada Tahajud? Bukankah ada Dhuha? Bukankah ada sedekah? Bukankah ada puasa? Bukankah ada amalan-amalan lainnya? Allah itu Maha Kaya. Minta saja pada-Nya.”

“Iya, Bang, aku tahu. Tapi itu semua harus ada ikhtiar nyata.”

“Kita ini partner, sayang. Abanglah pelaksana ikhtiarnya. Tugas kamu cukup itu. InsyaAllah jika menurut Allah baik, menurut-Nya kita pantas, kehidupan kita pasti akan berubah.”

“Tapi, Bang?!”

“Abang tanya lagi…, kamu ingin kita hidup kaya, apa berkah?”

“Aku ingin kita hidup kaya dan berkah.”

“Kalau begitu lakukan amalan-amalan tadi. InsyaAllah kaya dan berkah.”

“Kalau tidak kaya?”

“Kan masih berkah? Dan…, tahu apa yang terjadi padamu jika tetap istiqomah dengan itu?”

“Apa, Bang?

“Pilihlah pintu surga yang mana saja yang kamu suka. Dan kamu, menjadi sebenar-benarnya perhiasan dunia.”

***

Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang wanita (istri) itu telah melakukan shalat lima waktu, puasa bulan Ramadhan, menjaga harga dirinya dan mentaati perintah suaminya, maka ia diundang di akhirat supaya masuk surga berdasarkan pintunya mana yang ia suka (sesuai pilihannya),” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Thabrani).

“Dunia adalah
perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah” [H.R. Muslim]

20 Metode Mengajar Super Keren dari Rasulullah SAW

Rasulullah SAW adalah Uswatun Hasanah (Role Model) bukan hanya bagi Kaum Muslimin, namun juga ummat manusia. itulah mengapa Michael H. Hart dalam bukunya 100 orang yang paling berpengaruh dalam sejarah menjadikan Muhammad SAW sebagai orang nomor 1 sejagad.

Beliau menjadi contoh yang baik dalam seluruh aspek kehidupan, salah satunya adalah pendidikan. Beliau Pengajar yang sangat Luar Biasa.

Dr. M. Syafii Antonio, M.Ec dalam bukunya Muhammad SAW The Super Leader Super Manager menuliskan 20 metode dan teknik pengajaran sebagai 'holistic learning methods' yang diambil dari Sirah Rasulullah SAW. Inilah 20 metode tersebut :

1. Learning conditioning (meminta diam untuk mengingatkan, menyeru secara langsung dan perintah untuk menyimak dan diam dengan cara tidak langsung);

2. Active interaction (interaksi pendengaran : teknik berbicara, tidak bertele-tele pada ucapan dan tidak terlalu bernada puitis, memperhatikan intonasi, diam sebentar ditengah-tengah penjelasan; interaksi pandangan : eye contact dalam mengajar, memanfaatkan ekspresi wajah, tersenyum);

3. Applied-learning (metode praktikum yang diterapkan oleh guru dan yang dilakukan oleh siswa);

4. Scanning and levelling (memahami siswa secara individu sesuai tingkat kecerdasannya);

5. Discussion and feed-back (metode yang logis dalam memberikan jawaban dan membuat contoh sederhana yang mudah dipahami);

6. Story telling (bercerita);

7. Analogy and case study (memberikan perumpamaan dan studi kasus nyata di sekitar kehidupan);

8. Teaching and Motivating (meningkatkan gairah belajar dan rasa keingintahuan yang tinggi);

9. Body language (membuat penyampaiannya bertambah terang, lebih pasti dan jelas; menarik perhatian pendengar dan membuat makna yang dimaksud melekat pada pikiran; mempersingkat waktu);

10. Picture and graph technology (penjelasan diperkuat dengan gambar atau tulisan);

11. Reasoning and argumentation (mengungkapkan alasan akan memperjelas sesuatu yang sulit dan berat agar dipahami oleh siswa);

12. Self reflection (memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab sendiri suatu pertanyaan agar siswa dapat mengoptimalkan kerja otak dan mengasah pikiran);

13. Affirmation and repetition (pengulangan kalimat dan ucapan nama);

14. Focus and point basis ( menggunakan teknik berdasarkan rumusan-rumusan besar atau poin akan membantu siswa dalam menyerap ilmu dan menjaganya dari lupa);

15. Question and answer method (teknik bertanya untuk menarik perhatian pendengar dan membuat pendengar siap terhadap apa yang akan disampaikan kepadanya);

16. Guessing with question (penting untuk memperkuat pemahaman dan memperbesar keingintahuan);

17. Encouraging student to ask (guru memberikan kesempatan dan motivasi kepada siswa untuk berani mengajukan pertanyaan : bertanya dapat menghapus kebodohan serta memperbaiki pemahaman dan pemikiran dan menjadi alat evaluasi guru atas cara penyampaian pelajarannya);

18. Wisdom in answering question (menyikapi orang-orang yang mengajukan pertanyaan sesuai dengan tingkat pengetahuannya; menyikapi si penyanya dengan sikap yang bermanfaat baginya);

19. Commenting on student answer (memberikan komentar terhadap jawaban siswa);

20. Honesty (seorang guru harus menanamkan sikap mulia berani mengakui ketidaktahuan ke dalam diri siswanya. ucapan 'aku tidak tahu adalah bagian dari ilmu')

Mari Bapak dan Ibu Guru kita praktekan 20 metode mengajar ala Rasullulah SAW di atas.

Tahukah kamu?
Bahwa, 87% Mahasiswa Merasa Salah Jurusan Saat Kuliah.
Tonton Video : https://www.youtube.com/watch?v=GPclKw7DzVQ

+++++
Follow Official Line @Campuspedia https://line.me/R/ti/p/@campuspedia
dan instagram Campuspedia https://www.instagram.com/campuspedia

Subscribe : http://bit.ly/campuspediayoutube

#Campuspedia - Indonesia Student Platform

Mari Memberi Manfaat :)

Friday, January 27, 2017

Fokus kualitas diri

Seorang ayah meminta anaknya untuk sholat dan beribadah di masjid setiap waktu. Sang anakpun mengikuti keinginan sang ayah tersebut, namun beberapa hari kemudian sang anak tidak mau pergi dan beribadah ke masjid lagi.

Anak: ayah, aku mau berhenti pergi dan beribadah ke masjid.

Ayah: kenapa tidak mau pergi dan ibadah ke masjid lagi?

Anak: karena di masjid aku menemukan banyak orang yg sepertinya alim, tapi sebenarnya tidak. Di masjid ada orang sibuk dengan HP nya, ada yang mengobrol dan membicarakan kejelekan orang lain dll lah yah.

Sang ayahpun diam sejenak dan berpikir.

Ayah: okelah kalau begitu anakku, kamu boleh tidak pergi dan beribadah ke masjid lagi tapi dengan satu syarat.

Anak: siap ayah, apa itu syaratnya?

Ayah: ambilah satu gelas air penuh dan bawalah untuk mengelilingi masjid itu.

Sang anakpun bergegas mengambil satu gelas air penuh dan membawanya keliling masjid dengan sangat hati-hati.

Anak: ayah, aku sudah membawa segelas air ini keliling masjid dan tidak ada air sedikit pun yg tumpah dari gelas ini.

Ayah: wah hebat kamu.

Anak: ya dong yah, anak siapa dulu hehe

Ayah: sekarang ayah mau tanya. Apakah tadi kamu lihat ada orang yg main HP di masjid itu?

Anak: tidak tahu yah, soalnya pandanganku hanya tertuju pada gelas ini.

Ayah: apakah tadi kamu mendengar orang ngobrol dan membicarakan orang lain.

Anak: tidak tahu yah, karena aku sibuk fokus mengawasi gelas ini.

Sang ayah pun lalu tersenyum dan berkata begitulah hidup anakku, jika kamu fokus pada tujuan hidupmu/ pekerjaanmu, maka kamu tidak akan punya waktu untuk menilai kejelekan orang lain. jangan sampai sibukmu menilai kualitas orang lain membuat mu lupa akan kualitas hidup mu sendiri.

Merupakan tantangan tersendiri untuk menjadi seperti ikan di laut, ia tak pernah asin walau tinggal di dalam air yang asin.

Semoga bermanfaat untuk kualitas hidup yg lebih baik dan bermakna.

Sunday, September 11, 2016

12 Hal Ini Pasti Kamu Rindukan dari Ibumu Saat Jauh dari Rumah

12 Hal Ini Pasti Kamu Rindukan dari Ibumu Saat Jauh dari Rumah

Ibu adalah merupakan salah satu orang terbaik dalam hidupmu. Teman serta kekasih akan berjalan masuk dan keluar dari kehidupan di waktu yang tak ditentukan, tapi ibumu akan tetap berada di sana. Tak peduli ke manapun kamu pergi, ibumu akan selalu ada.

Bahkan, dia adalah sosok yang menjanjikan dan memberimu kepercayaan diri untuk pergi jauh dari rumah demi mengejar impian dan memperluas wawasanmu.

Dan ngaku deh, kamu pasti nggak bisa nggak merindukannya saat berada jauh dari rumah.

Berikut adalah beberapa hal-hal akrab yang pasti dirindukan dari ibumu saat kamu jauh darinya.

1. Masakannya (yang nggak bisa ditiru oleh orang lain). ??
Siapapun orang di dunia pasti setuju bahwa masakan ibunya nggak bisa diduplikat oleh orang lain. Meskipun kamu sudah berulang kali mencoba mereplika resep andalan ibumu, tapi tidak pernah bisa menemukan rahasia campuran masakan yang membuatnya benar-benar terasa seperti rumah. Apalagi masalah porsinya, ibu selalu bisa memberikan porsi yang pas dan bahkan lebih.

2. Nasihat yang selalu tepat sasaran. ??
Saat ada masalah, ibumu adalah tempat pertama yang kamu datangi. Kenapa? Ya tentu saja karena dia tahu segalanya bukan? Bisa jadi pendekatannya dalam memberimu nasihat tercermin dalam berbagai bentuk, bisa lembut, brutal, bijaksana atau sistematis. Namun ia akan selalu mengarahkanmu ke jalan yang benar. Ibumu tidak akan menghakimimu dari masalahmu. Tenang aja, dia akan selalu memiliki tips untuk membawamu keluar dari masalah yang mengganggumu itu.

3. Pelukannya. ??
Sudah jelas. Nggak ada yang bisa memberikan pelukan seperti ibumu.

4. Pelarian.
Rumah itu seperti sebuah "gelembung aman" dan ibumu adalah pengawal pribadimu. Kamu butuh pinjaman uang, memiliki masalah dengan rekan kerja ataupun bertengkar dengan teman baikmu, kamu bisa selalu lari ke rumah ibumu. Nggak ada masalah yang akan mengganggumu di sana. Itu namanya kebahagiaan.

5. Persahabatannya. ??
Di masa dewasa ini, kamu menyadari bahwa ibumu bukan hanya sekedar orang tua yang selalu mengawasimu, namun juga sahabat yang akan menggandeng tanganmu. Kamu lebih menghargainya dan menikmati keberadaannya di sampingmu hanya untuk bersantai.

6. Gosipnya.
Sebagai seorang sahabat, tentunya ibumu akan menceritakan cerita terbaru tentang keluarga ataupun sahabat keluarga yang kamu kenal. Khususnya saat kalian berjauhan, semua kisah dari rumah akan selalu sampai ke telingamu, sehingga kamu nggak akan ketinggalan kisah apapun. Semua rahasia kotor dan lucu yang diceritakan ibumu akan membuatmu merasa tak sejauh itu dari rumah. Kamu mencintainya untuk memberikan perasaan itu.

7. Traktirannya ??
Ibumu akan selalu memanjakanmu melalui masakan, hadiah dan bahkan memperlakukanmu seperti tamu kehormatan saat kamu pulang kembali ke rumah. Jadi nggak sabar pulang ke rumah kan?

8. Tawanya.
Kamu nggak akan pernah merasa santai seperti saat bersama ibumu. Tawa renyah paling merdu pasti miliknya. Tawa lepas ibumu bakal membuat kamu rindu nggak ketulungan deh. Kamu akan mengupayakan segala cara supaya kamu bisa melihat dan mendengar tawa dari ibumu.

9. Hal-hal kecil yang dilakukannya.
Saat kamu akan mandi, air hangat telah tersedia di bak. Ataupun saat kamu terlambat bangun pagi, sarapan sudah menantimu di meja makan. Baju yang perlu kamu kenakan pagi itu juga telah disetrikanya dengan rapi di tempat tidurmu.

10. Omelannya.
Saat kamu melakukan kesalahan dalam hidup, tidak ada orang lain yang lebih khawatir dibandingkan ibumu. Dia selalu memikirkanmu 24 jam 7 hari seminggu. Lagipula, ibumu selalu benar. Jadi mau nggak mau kamu harus mendengarkan omelannya. Dan jauh darinya akan membuatmu ingin bernostalgia tentang ocehannya.

11. Panggilan sayang.
Memiliki panggilan sayang seperti "Kakak" atau "Adek" ataupun "Nak", akan membuatmu selalu teringat suara ibumu saat memanggilmu. Nggak ada orang lain yang bisa membuat panggilan sayang sepenting ibumu.

12. Sesi curhat.
Ibumu ingin tahu segala sesuatu tentangmu dan dia akan mendengarkan sepenuh hatinya. Tidak peduli berapa lama pun ceritamu berlangsung, ibumu akan selalu meminta lebih.

Mana nih yang sayang sama ibu nya..? :')

Monday, July 25, 2016

Kalau Mau Anak Hebat, Orang Tua Harus Berubah!

Ditulis oleh : Prof. Dr. Rhenald Kasali untuk Jawa Pos

*Kalau Mau Anak Hebat, Orang Tua Harus Berubah!*

Saya sebenarnya sangat tertarik pada cerita dosen Unair yang sayang saya tak tahu namanya. Di beberapa WhatsApp saya baca rekaman momen yang dia catat saat menerima seorang siswa SLB yang mencari alamat. Dari Jogja, anak SLB itu ditugaskan gurunya mencari alamat di Surabaya.

Itulah penentuan kelulusannya. Dosen tadi merekam momen itu yang menyebabkan kebahagiaan si siswa. Sewaktu didalami, pak dosen mencatat, anak itu tak boleh diantar, tak boleh pakai taksi atau becak. Harus cari sendiri walau boleh bertanya. Ya, seorang diri.

Saya pikir di situ ada tiga orang hebat. Pertama adalah gurunya yang punya ide dan berani ambil risiko. Bayangkan, ini siswa SLB dan kalau dia hilang, habislah karir pak/bu guru itu. Apalagi kalau dia anak pejabat atau orang berduit. Kata orang Jakarta, ’’bisa mampus’’. Saya sendiri yang menugaskan mahasiswa satu orang satu negara pernah mengalami hal tersebut.

Kedua, orang tua yang rela melepas anaknya belajar dari alam. Ya, belajar itu berarti menghadapi realitas, bertemu dengan aneka kesulitan, mengambil keputusan, dan berhitung soal hidup, bukan matematika imajiner. Belajar itu bukan cuma memindahkan isi buku ke kertas, melainkan menguji kebenaran dan menghadapi aneka ketidakpastian.

Orang tua yang berani melepas anak-anaknya dan tidak mengganggu proses alam mengajak anak-anaknya bermain adalah orang tua yang hebat. Memercayai kehebatan anak merupakan awal kehebatan itu sendiri.

Ketiga, tentu saja si anak yang bergairah mengeksplorasi dan ’’membaca’’ alam. Anak-anak yang hebat adalah anak-anak yang berani keluar dari cangkangnya. Keluar dari rahim, dari selimut rasa nyaman, tidak lagi dibedong, digendong, atau dituntun. Berjalan di atas kaki dan memakai otaknya sendiri.

Otak Orang Tua

Tetapi, yang terjadi selanjutnya adalah sebuah tragedi. Semakin kaya dan berkuasa, orang tua semakin ’’menguasai’’ anak-anaknya. Pasangan diatur dan dipilih orang tua, jurusan dan mata kuliah, bahkan siapa dosennya, lalu juga di mana bekerja. Ini sungguh sebuah kelas menengah yang sudah kelewatan.

Bahkan, begitu bekerja, kita menemukan sosok-sosok yang, maaf, ’’agak bodoh’’. Katanya lulusan universitas terkenal, IPK tinggi, tetapi sama sekali tidak bisa mengambil keputusan. Dan di antara teman-temannya, mereka dikenal sebagai sosok yang tidak asyik, sulit ’’linkage’’ atau mingle dengan yang lain.

Setelah tinggal di mes, teman-temannya baru tahu. Ternyata, beberapa hari sekali ’’mami’’-nya menelepon dan nangis-nangis karena merasa kehilangan. Nasihat ’’mami’’ banyak sekali dan si anak terlihat takut. Disuruh nego soal gaji, dia pun nego, padahal kerja baru seminggu dan belum menunjukkan prestasi apa-apa. Begitu disuruh mami pulang, pulanglah dia tanpa izin dari kantor.

Anak saya sendiri sejak SMP sudah dididik mandiri. Maka saat di SMA, dia sudah tidak sulit mengambil keputusan. Bahkan saat kuliah di negeri seberang, dengan cepat dia bisa memilih tempat tinggalnya. Sedangkan anak seorang pegusaha butuh dua bulan. Waktu saya tanya mengapa, dia jelaskan bahwa setiap kali anaknya dapat rumah, ibunya menganulir.

Saya bayangkan betapa rumitnya pesta pernikahan anak-anak yang orang tuanya seperti itu. Tanpa disadari, mereka membuat otak anak-anaknya kosong, terbelenggu, tak terlatih. Semua itu adalah otak orang tua, bukan otak anaknya.

Namun, ketika kolom tentang dagelan orang tua saya tulis beberapa hari lalu itu beredar luas lewat media sosial, saya punya kesempatan untuk ’’membaca’’.

Mayoritas pembaca tertampar ketika dikatakan bahwa anak-anaknya hebat, tetapi telah merusaknya dengan memberikan pengawalan ’’superekstra’’. Namun, saya juga menemui orang tua yang bebal, yang mengancam saya harus diperiksa KPAI karena mereka menganggap anaknya yang sudah mahasiswa masih ’’di bawah umur’’.

Bahkan, ketika saya katakan, ’’Jangan Latih Anak-Anak Dijemput KBRI’’, mereka protes dengan dalih KBRI itu dibiayai negara, untuk melindungi anak-anak mereka. Ada juga yang sangat takut anaknya kesasar, jadi korban perdagangan manusia, diperkosa, dan seterusnya.

Terus terang, mereka itulah yang seharusnya berubah. Takut berlebihan bisa membuat anak-anak ’’lumpuh’’ dan bermental penumpang. Anak-anak itu merasa akan selalu pintar kalau di sekolah juara kelas. Padahal, pintar di sekolah tidak berarti pintar dalam hidup.

Kalau memang lokasi kunjungannya berbahaya, tentu bisa dipelajari. Anak-anak kita, khususnya mahasiswa (bahkan kelas 2–3 SMA), bisa diajak membaca lingkungan. Orang tua bisa memberikan advis, bukan mengambil keputusan.

Tetapi, harus saya katakan, melatih anak-anak berpikir dan mengambil keputusan sedari muda amatlah penting. Sepenting membangun pertahanan dan keamanan negara, kita butuh penerus yang cerdas dalam menghadapi kesulitan dan ketidakpastian. Sebab, itulah situasi yang dihadapi anak kita kelak pada abad ke-21 ini.

Saya juga dapat pesan dari guru besar perempuan UI yang disegani dan dari bupati Trenggalek. Dari guru besar UI, saya mendapat cerita bagaimana pada usia SMP dia sudah ditugaskan ayahnya menyusul sendiri ke Padang. Di sana, ayahnya yang tentara mendapat tugas baru. Dia pun harus mencari sekolah sendiri dan mendaftar sendiri.

Lalu, ketika setahun tinggal di sana, ayahnya ditugaskan panglima untuk tugas belajar ke Amerika Serikat. Tinggallah si anak harus merajut hidup dengan bekal seadanya di kota yang belum dia kenal. Tetapi, hasilnya, dia menjadi pemikir yang dikenal kaya dengan empati, bukan tipe manusia berwacana.

Sementara itu, dari Bupati Trenggalek Emil Dardak, saya mendapat proof bahwa apa yang dididik orang tua pada masa kecilnya amat bermanfaat untuk mengantarnya ke tugas hari ini. Ayahnya, Hermanto Dardak, mantan wakil menteri PU, sering mengajak Emil ke luar negeri kalau ada undangan seminar. Sesampai di kota itu, Emil ditugaskan jalan-jalan sendiri mengenal kota.

Emil menulis melalui WA ke saya, ’’Saya beruntung punya orang tua yang kuat jantung dan beri kesempatan untuk membangun masa depan yang saya mampu jalani, meski berisiko.’’ Anda tahu, bupati muda ini meraih gelar doktor dari Jepang pada usia 22 tahun.

Perjalanan hari ini membentuk anak-anak kita pada hari esok. Saya harap orang tua kelas menengah siap berubah. Janganlah khawatir berlebihan. Berikanlah kepercayaan dan tantangan agar mereka sukses seperti Anda. Sebab, rumput sekalipun, kalau tak tembus matahari, akan berubah menjadi tanah yang gundul.

Semoga bermanfaat

Monday, July 11, 2016

Pendamping Hidupku

Tuhan, Aku Tahu Dia Sudah Di Dekatku. Kumohon Bukakan Mata Hati Kami Agar Rasa Ini Segera Bertemu

Tak ada yang mengatakan bahwa hidup ini mudah. Selamanya, hidup akan selalu berupa labirin dan misteri yang tak pernah kuketahui dengan tuntas. Dalam bayanganku, betapa lebih mudahnya jika segala beban hidup ini bisa dibagi dengan sosok yang tepat. Sosok yang benar dan dengannya hati ini akan senyaman saat berada di rumah.

Persoalan jodoh memang tak mudah. Di satu sisi, dalam usia seperti ini, harapan keluarga semakin melambung tinggi. Tapi hati ini juga enggan jika harus menjalani hidup dengan sembarang orang. Rasanya pencarian ini tak pernah berhenti, tapi saat dia tak juga hadir, pertanyaan itu muncul begitu saja.

Sesungguhnya kamu ada di mana?

Dear Tuhanku, sudah dua puluh lima tahun berlalu sejak kelahiranku. Apa kabar dirinya yang Engkau ciptakan khusus untukku?

untuk kamu, yang entah siapa dan di mana

Dua puluh lima tahun yang lalu, atas kuasaMu, aku terlahir di dunia. Hingga saat ini begitu banyak hal dan berkah yang kudapatkan. Konon kata orang tua, sejak umur tiga bulan, kita sudah dibisikkan rahasia-rahasia kehidupan, termasuk soal jodoh dan kematian.

Dear Tuhan, aku sudah paham bahwa segala sesuatu di dunia diciptakan berpasangan. Aku juga tahu ada seseorang yang sengaja engkau ciptakan untukku. Seseorang yang akan menjadi pelabuhan terakhir hati yang lelah ini. Jika aku boleh bertanya, sedang apa dan di manakah dia saat ini, Tuhanku?

Aku tahu barangkali dia ada di dekatku. Hanya saja hati ini terlalu bebal untuk menyadarinya, karena apa yang dekat terkadang memang tak terlihat.

aku tahu dia di sekitarku

Aku tahu, perihal jodoh memang sedikit ambigu. Tak serumit persoalan dunia, tapi juga tak semudah membalikkan telapak tangan. Aku tahu, dia yang Engkau ciptakan untukku, ada di sekitarku. Tapi hati yang bebal ini, selama ini terlalu asyik mencari di tempat yang jauh. Sebagai manusia, Engkau karuniai aku ruang yang lapang untuk kesalahan dan lupa. Seperti nilai berherga seseorang begitu terlihat saat kita kehilangan. Dia yang dekat, seringnya justru tak terlihat.

Tapi jika memang kami sudah berdekatan, kumohon bukalah mata hati kami agar pertemuan indah bisa segera diwujudkan.

tapi jika memang sudah dekat, segera pertemukan kami ya Tuhan

Aku tak pernah meragukan jalanmu, Tuhan. Aku tahu Engkau Maha kreatif. Aku tahu bahwa sebuah cerita indah telah Kau siapkan untuk kami. Meski indah itu banyak rupa dan tahap-tahapnya. Aku yakin, aku hanya perlu membuka diri lebih peka lagi, sebab dia yang aku cari barangkali ada di sekitar sini. Tapi jika kami memang sudah sebegini berdekatan, kumohon bukalah pula mata hati kami, Tuhan. Agar kami bisa saling melihat satu sama lain, dan pertemuan indah yang dinanti segera terjadi.

Terus-terusan menjalani hubungan yang kandas memang membuatku banyak belajar. Tapi Tuhan, ada kalanya hati ini sudah lelah, dan ingin segera bersandar.

beberapa orang ditakdirkan untuk bertemu dan jatuh cinta, tapi tidak bersama

Barangkali, Engkau sengaja mengatur jalan kami demikian rupa. Supaya aku dipertemukan dengan orang-orang yang salah, agar aku bisa segera menemukan dia yang benar. Kuhibur diri bahwa segala hubungan yang sudah kujalani dan gagal, pastilah membawa satu hal baik yang bisa kuambil hikmah.

Kuhibur diri pula dengan keyakinan, bahwa jika aku tidak pernah bertemu dia yang salah, lantas bagaimana aku bisa menemukan dia yang benar? Tapi Tuhan, terkadang terus-terusan menjalani hubungan yang salah, berulang-ulang mengalami sakit hati yang sama, membuat hambamu ini lelah juga. Karena itu, kumohon segera pertemukan hati ini dengan rumah yang sebenarnya.

Aku yakin Kau tahu waktu yang paling tepat. Jika sampai sekarang dia tak juga kulihat, barangkali kami memang masih harus memantaskan diri.

barangkali kami memang belum tuntas memantaskan

Bagaimanapun juga, segala sesuatu ada saatnya sendiri. Engkau, pencipta dan pengatur segala sesuatu, pasti lebih tahu saat yang paling tepat untuk kami. Barangkali saat ini, kami, masih sibuk mencari-cari sosok yang jauh, tanpa menyadari bahwa kamu sudah begitu dekat. Pasti ada alasan mengapa sampai saat ini dia yang kucari tak belum juga terlihat. Pasti ada alasan mengapa hati kami tak juga cepat terbuka. Barangkali hati ini, dan diri ini, belum siap untuk saling bertemu. Hingga suatu saat nanti, saat kami sama-sama sudah saling memantaskan diri, Engkau akan mempertemukan kami dalam lagu-lagu cinta dan doa bersama.

Aku berjanji akan sabar menunggu. Tapi Tuhan, kumohon jangan terlalu lama Kau menunda pertemuan yang indah itu.

Jangan lama-lama

Karena segalanya memang ada waktunya sendiri, aku serahkan semua kepadamu, Tuhanku. Tapi jika boleh memohon padamu, tolong jangan lama-lama Tuhan. Mendapatkan pasangan yang benar, membina keluarga kecil bahagia, sudah kumimpi-mimpikan sejak dulu. Bersama orang seadanya bukan hal yang kuinginkan, meski keluarga sudah tak sabar menunggu. Jika dia yang kucari sudah berada di sekitar sini, kumohon segera pertemukan kami.

Selagi aku belum bisa mengatakan sendiri padanya, kutitipkan kerinduan ini pada-Mu. Meski raga kami belum bertemu, bukankah hati kami sudah bersatu?

bukankah kami sudah disatukan sebelum pertemuan?

Hingga saat itu tiba, aku akan sabar menunggu. Saat ini, selagi aku tak bisa mengatakan rindu ini, akan kutitipkan segala rindu, harap, cemas, dan semangat ini kepadamu, Tuhan. Jagalah dia di manapun dia berada. Berilah kemudahan atas setiap usaha-usahanya. Dan sampaikan rindu dari orang yang selalu menunggunya ini. Yakinkah dia bahwa kami akan disatukan, meski saat ini raga kami belum dipertemukan.

Sekalipun aku tak pernah meragu. Aku yakin tak pernah ada yang sia-sia di dunia ini. Suatu saat nanti, segala penantian dan usaha ini, akan mendapatkan imbalannya. Meski dia dekat, terkadang jalan kami yang harus memutar. Tak apa, toh semua ada yang mengatur jalan ceritanya. Hingga saat itu tiba, aku akan tetap menunggu dengan setia. Tapi Tuhanku, jika dia memang sudah ada di dekatku, kumohon jangan terlalu lama. Karena hati yang lelah ini ingin segera bertemu dengan rumahnya.

Terima kasih, Tuhan.

Dari Hambamu, yang ingin segera dipertemukan dengan jodohnya.

Source: fb perjalanan hidup

Sunday, July 10, 2016

Burdah bagian I

ﻣَﻮْﻟَﺎﻱَ ﺻَﻠِّﻲ ﻭَﺳَﻠِّـﻢْ ﺩَﺁﺋِــﻤﺎً ﺃَﺑَـﺪًﺍ ۞ ﻋَﻠـــَﻰ ﺣَﺒِﻴْﺒِـﻚَ ﺧَﻴْــﺮِ ﺍﻟْﺨَﻠْﻖِ ﻛُﻠِّﻬِﻢِ
ﻫُﻮَﺍﻟْﺤَﺒِﻴْﺐُ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺗُﺮْﺟَﻰ ﺷَﻔَﺎﻋَﺘُﻪُ ۞ ﻟِﻜُﻞّ ﻫَﻮْﻝٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺄِﻫْﻮَﺍﻝِ ﻣُﻘْﺘَﺤِـــــــﻢِ
ﺃَﻣِﻦْ ﺗَﺬَﻛُّﺮِ ﺟِﻴْﺮَﺍﻥٍ ﺑِﺬِﻱْ ﺳَــــﻠَــﻢٍ ۞ ﻣَﺰَﺟْﺖَ ﺩَﻣْﻌًﺎ ﺟَﺮَﻱْ ﻣِﻦْ ﻣُﻘْﻠَﺔٍ ﺑِـــﺪَﻡِ
Apakah karena mengingat para kekasih di Dzi Salam [1] sana.
Engkau deraikan air mata dengan darah duka.

ﺃَﻡْ ﻫَﺒَّﺖِ ﺍﻟﺮِّﻳْﺢُ ﻣِﻦْ ﺗِﻠْﻘَﺎﺀِ ﻛَﺎﻇِﻤَـــﺔٍ ۞ ﻭَﺃَﻭْﻣَﺾَ ﺍﻟْﺒَﺮْﻕُ ﻓِﻲْ ﺍﻟْﻀَﻤَﺂﺀِ ﻣِﻦْ ﺇِﺿَـﻢِ
Ataukah karena hembusan angin terarah lurus berjumpa di Kadhimah
[2] .
Dan kilatan cahaya gulita malam dari kedalaman jurang idham[3] .

ﻓَﻤَﺎ ﻟِﻌَﻴْﻨَﻴْﻚَ ﺇِﻥْ ﻗُﻠْﺖَ ﺍﻛْﻔُﻔَﺎ ﻫَﻤَﺘَــﺎ ۞ ﻭَﻣَﺎ ﻟِﻘَﻠْﺒِﻚَ ﺇِﻥْ ﻗُﻠْﺖَ ﺍﺳْﺘَﻔِﻖْ ﻳَﻬِـــــﻢِ
Mengapa kedua air matamu tetap meneteskan airmata? Padahal engkau telah berusaha membendungnya.
Apa yang terjadi dengan hatimu? Padahal engkau telah berusaha menghiburnya.

ﺃَﻳَﺤَﺴَﺐُ ﺍﻟﺼَّﺐُّ ﺃَﻥَّ ﺍﻟْﺤُﺐَّ ﻣُﻨْﻜَﺘـــِﻢٌ ۞ ﻣَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﻣُﻨْﺴَﺠِﻢٍ ﻣِﻨْﻪُ ﻭَﻣﻀْﻄَــــﺮِﻡِ
Apakah diri yang dirundung nestapa karena cinta mengira bahwa api cinta dapat disembunyikan darinya.
Di antara tetesan airmata dan hati yang terbakar membara.

ﻟَﻮْﻟَﺎ ﺍﻟْﻬَﻮَﻯ ﻟَﻢْ ﺗُﺮِﻕْ ﺩَﻣْﻌﺎً ﻋَﻠَﻲ ﻃَـﻠَﻞٍ ۞ ﻭَﻻَ ﺃﺭَﻗْﺖَ ﻟِﺬِﻛْﺮِ ﺍﻟْﺒَﺎﻥِ ﻭَﺍﻟْﻌَﻠـَـــﻢِ
Andaikan tak ada cinta yang menggores kalbu, tak mungkin engkau mencucurkan air matamu.

Meratapi puing-puing kenangan masa lalu berjaga mengenang pohon ban dan gunung yang kau rindu.

ﻓَﻜَﻴْﻒَ ﺗُﻨْﻜِﺮُ ﺣُﺒﺎًّ ﺑَﻌْﺪَ ﻣَﺎ ﺷَــﻬِﺪَﺕْ ۞ ﺑِﻪِ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻋُﺪُﻭْﻝُ ﺍﻟﺪَّﻣْﻊِ ﻭَﺍﻟﺴَّـــﻘَﻢِ
Bagaimana kau dapat mengingkari cinta sedangkan saksi adil telah menyaksikannya
Berupa deraian air mata dan jatuh sakit amat sengsara

ﻭَﺃَﺛْﺒَﺖَ ﺍﻟْﻮَﺟْﺪُ ﺧَﻄَّﻲْ ﻋَﺒْﺮَﺓٍ ﻭَّﺿَــﻨﻰً ۞ ﻣِﺜْﻞَ ﺍﻟْﺒَﻬَﺎﺭِﻡِ ﻋَﻠَﻰ ﺧَﺪَّﻳْﻚَ ﻭَﺍﻟْﻌَﻨَــــﻢِ
Duka nestapa telah membentuk dua garisnya isak tangis dan sakit lemah tak berdaya.
Bagai mawar kuning dan merah yang melekat pada dua pipi.

ﻧَﻌَﻢْ ﺳَﺮَﻯ ﻃَﻴْﻒُ ﻣَﻦْ ﺃَﻫْﻮَﻯ ﻓَﺄَﺭّﻗَﻨِﻲ ۞ ﻭَﺍﻟْﺤُﺐّ ﻳَﻌْﺘَﺮِﺽُ ﺍﻟﻠّﺬّﺍﺕَ ﺑِﺎﻟَﻠَــــــﻢِ
Memang benar bayangan orang yang kucinta selalu hadir membangunkan tidurku untuk terjaga
Dan memang cinta sebagai penghalang bagi siempunya antara dirinya dan kelezatan cinta yang berakhir derita

ﻳَﺎ ﻟَﺎ ﺋِﻤِﻲ ﻓِﻲ ﺍﻟﻬَﻮَﻯ ﺍﻟﻌُﺬْﺭِﻱِّ ﻣَﻌْﺬِﺭَﺓً ۞ ﻣِﻨّﻲ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﻭَﻟَﻮْ ﺃَﻧْﺼَﻔْﺖَ ﻟَﻢْ ﺗَﻠُﻢِ
Wahai pencaci derita cinta kata maaf kusampaikan padamu.
Aku yakin andai kau rasakan derita cinta ini tak mungkin engkau mencaci maki.

ﻋَﺪَﺗْﻚَ ﺣَـــﺎﻟِـﻲ ﻟَﺎﺳِﺮِّﻱْ ﺑِﻤُﺴْﺘَﺘِﺮٍ ۞ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻮِﺷَﺎﺓِ ﻭَﻻَ ﺩَﺍﺋِﻲْ ﺑِﻤُﻨْﺤَﺴِــﻢِ
Kini kau tahu keadaanku, tiada lagi rahasiaku yang tersimpan darimu.
Dari orang yang suka mengadu domba dan derita cintaku tiada kunjung sirna.

ﻣَﺤّﻀْﺘَﻨِﻲ ﺍﻟﻨُّﺼْﺢَ ﻟَﻜِﻦْ ﻟَّﺴْﺖُ ﺃَﺳْﻤَﻌُﻪُ ۞ ﺇَﻥّ ﺍﻟُﺤِﺐَّ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻌُﺬَّﺍﻝِ ﻓِﻲ ﺻَﻤَﻢِ
Begitu tulus nasihatmu, tapi aku tak mampu mendengar semua itu.
Karena sesungguhnya orang yang dimabuk cinta tuli dan tak menggubris cacian pencela.

ﺇِﻧِّﻰ ﺍﺗَّﻬَﻤْﺖُ ﻧَﺼِﻴْﺢَ ﺍﻟﺸّﻴْﺐِ ﻓِﻲ ﻋَﺬَﻟِﻲ ۞ ﻭَﺍﻟﺸّﻴْﺐُ ﺃَﺑْﻌَﺪُ ﻓِﻲ ﻧُﺼْﺢِ ﻋَﻦِ ﺍﻟﺘُّﻬَﻢِ
Aku curiga ubanku pun turut mencelaku.
Padahal ubanku pastilah tulus memperingatkanku.

[1] Dzi salam: Suatu tempat antara makkah dan madinah.
[2] Kadhimah: Jalan menuju makkah.
[3] Idam: Sebuah jurang di Madinah.

Sunday, June 19, 2016

KAMPUS KEHIDUPAN

Pada suatu hari, seorang mahasiswa program Doktor yang mau menikah memohon kepada gurunya seorang Professor Doktor yang sudah mencetak puluhan Doktor  untuk membuat kata mutiara pada cincin kawin mahasiswa tersebut, karena dia ingin pada cincin kawinnya tertera kalimat bijak,  cincin tersebut  akan selalu dipakainya,  dia hanya mengatakan *"Mohon tuliskanlah sesuatu yang bisa di simpulkan dari seluruh pengalaman dan perjalanan hidup Bapak Professor, supaya kami mahasiswa mahasiswa bisa mengambil pelajaran bagi hidup kami kedepan ."*
Guru Besar Senior  tersebut merenung... kalimat apa yang cocok dan patut diukir di cincin emas yang kecil itu.
Akhirnya, Guru besar tersebut mengukir sepotong kalimat, dan menyerahkan cincinnya pada mahasiswa nya tersebut .

Dengan tersenyum,
Mahasiswa tersebut membaca tulisan kecil di cincin itu.
Bunyinya,

*"THIS TOO, SHALL PASS"*

_(Yang inipun, akan berlalu_)

Awalnya mahasiswa tersebut tidak terlalu paham dengan tulisan itu.
Tapi suatu ketika, tatkala menghadapi persoalan hidup yang pelik, tak sengaja ia membaca tulisan di cincin itu

*"YANG INI PUN AKAN BERLALU,"*

lalu ia pun menjadi lebih tenang

Dan tatkala ia sedang bersenang-senang, ia pun tak sengaja membaca tulisan di cincin itu

*"YANG INI PUN AKAN BERLALU,"*

lantas ia menjadi rendah hati kembali.

Ketika kita mempunyai masalah besar ataupun sedang dalam kondisi terlalu gembira, ingatlah kalimat  :

*"YANG INI PUN AKAN BERLALU "*

Tidak ada satupun di dunia ini yang abadi.
Jadi, ketika kita punya *masalah*, jalanilah & janganlah terlalu bersedih.
Demikian juga tatkala kita sedang senang, nikmatilah dan syukuri, jangan lupa diri.

Ingatlah, apapun yang kita hadapi saat ini, *semuanya akan berlalu*.

Untuk itu :
• Tetaplah SEJUK di tempat yang Panas..
• Tetaplah MANIS di tempat yang begitu Pahit..
• Tetaplah merasa KECIL meskipun telah menjadi Besar.. dan
• Tetaplah TENANG di tengah Badai yang paling Hebat..

Semua yg ada di dunia ini tak ada yang abadi, kecuali yang Empunya Kehidupan yakni Allah SWT .

*"THIS TOO, SHALL PASS"*

Selamat menikmati hari yg indah ini ... *YANG INIPUN AKAN BERLALU..

Sunday, June 12, 2016

Rasulullah ditagih hutang oleh sahabat

Sudah bbrp kali baca ini tapi tidak pernah bosan 😭mhn maaf apabila ada yg kurang berkenan

Kisah ini terjadi pada diri Rasulullah SAW sebelum meninggal.

Rasulullah SAW telah jatuh sakit agak lama, sehingga kondisi.  beliau sangat lemah.

Pada suatu hari Rasulullah SAW meminta Bilal memanggil semua sahabat datang ke Masjid. Tidak lama kemudian, penuhlah Masjid dengan para sahabat. Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak mendapat taushiyah dari Rasulullah SAW.

Beliau duduk dengan lemah di atas mimbar. Wajahnya terlihat pucat, menahan sakit yang tengah dideritanya.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Wahai sahabat2 ku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu2nya Tuhan yang layak di sembah?"

Semua sahabat menjawab dengan suara bersemangat, " Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kepada kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu2nya Tuhan yang layak disembah."

Kemudian Rasulullah SAW bersabda:
"Persaksikanlah ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka."

Kemudian Rasulullah bersabda lagi, dan setiap apa yang Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat.

Akhirnya sampailah kepada satu pertanyaan yang menjadikan para sahabat sedih dan terharu.

Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah. Dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut. Karena aku tidak mau bertemu dengan Allah dalam keadaan berhutang dengan manusia."

Ketika itu semua sahabat diam, dan dalam hati masing2 berkata "Mana ada Rasullullah SAW berhutang dengan kita? Kamilah yang banyak berhutang kepada Rasulullah".

Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali.

Tiba2 bangun seorang lelaki yang bernama UKASYAH, seorang sahabat mantan preman sebelum masuk Islam, dia berkata:

"Ya Rasulullah! Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang, maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apa".

Rasulullah SAW berkata: "Sampaikanlah wahai Ukasyah".

Maka Ukasyah pun mulai bercerita:
"Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu, satu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cambuk ke belakang kuda. Tetapi cambuk tersebut tidak kena pada belakang kuda, tapi justru terkena pada dadaku, karena ketika itu aku berdiri di belakang kuda yang engkau tunggangi wahai Rasulullah".

Mendengar itu, Rasulullah SAW berkata: "Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yang sama."

Dengan suara yang agak tinggi, Ukasyah berkata: "Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah."

Ukasyah seakan-akan tidak merasa bersalah mengatakan demikian.

Sedangkan ketika itu sebagian sahabat berteriak marah pada Ukasyah. "Sungguh engkau tidak berperasaan Ukasyah, bukankah Baginda sedang sakit..!?"

Ukasyah tidak menghiraukan semua itu. Rasulullah SAW meminta Bilal mengambil cambuk di rumah anaknya Fatimah.

Bilal meminta cambuk itu dari Fatimah, kemudian Fatimah bertanya: "Untuk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai Bilal?"

Bilal menjawab dengan nada sedih: "Cambuk ini akan digunakan Ukasyah untuk memukul Rasulullah"

Terperanjat dan menangis Fatimah seraya berkata:
"Kenapa Ukasyah hendak pukul ayahku Rasulullah? Ayahku sedang sakit, kalau mau mukul, pukullah aku anaknya".

Bilal menjawab: "Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua".

Bilal membawa cambuk tersebut ke Masjid lalu diberikan kepada Ukasyah.
Setelah mengambil cambuk, Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah.

Tiba2 Abu bakar berdiri menghalangi Ukasyah sambil
berkata: "Ukasyah..! kalau kamu hendak memukul, pukullah aku. Aku orang yang pertama beriman dengan apa yang Rasulullah SAW sampaikan. Akulah sahabatnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku".

Rasulullah SAW: "Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah".

Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah. Kemudian Umar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata:

"Ukasyah..! kalau engkau mau mukul, pukullah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya, itu dulu. Sekarang tidak boleh ada seorangpun yang boleh menyakiti Rasulullah Muhammad. Kalau engkau berani menyakiti Rasulullah, maka langkahi dulu mayatku..!."

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW:
"Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah".

Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah, tiba2 berdiri Ali bin Abu Talib sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW.

Dia menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah, pukullah aku saja. Darah yang sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah".

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW:
"Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dengan Ukasyah" .

Ukasyah semakin dekat dengan Rasulullah. Tiba2 tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu kesayangan Rasulullah SAW yaitu Hasan dan Husen.

Mereka berdua memegangi tangan Ukasyah sambil memohon. "Wahai Paman, pukullah kami Paman. Kakek kami sedang sakit, pukullah kami saja wahai Paman. Sesungguhnya kami ini cucu kesayangan Rasulullah, dengan memukul kami sesungguhnya itu sama dengan menyakiti kakek kami, wahai Paman."

Lalu Rasulullah SAW berkata: "Wahai cucu2 kesayanganku duduklah kalian. Ini urusan Kakek dengan Paman Ukasyah".

Begitu sampai di tangga mimbar, dengan lantang Ukasyah berkata:

"Bagaimana aku mau memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau mau aku pukul, maka turunlah ke bawah sini."

Rasulullah SAW memang manusia terbaik. Kekasih Allah itu meminta beberapa sahabat memapahnya ke bawah. Rasulullah didudukkan pada sebuah kursi, lalu dengan suara tegas Ukasyah berkata lagi:

"Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju, Ya Rasulullah"

Para sahabat sangat geram mendengar perkataan Ukasyah.
Tanpa berlama2 dalam keadaan lemah, Rasulullah membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yang sangat indah, sedang beberapa batu terikat di perut Rasulullah pertanda Rasulullah sedang menahan lapar.

Kemudian Rasulullah SAW berkata:
"Wahai Ukasyah, segeralah dan janganlah kamu berlebih2an. Nanti Allah akan murka padamu."

Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW, cambuk di tangannya ia buang jauh2, kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW seerat-eratnya. Sambil menangis sejadi2nya,

Ukasyah berkata:
"Ya Rasulullah, ampuni aku, maafkan aku, mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku melakukannya agar aku dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu.

Seumur hidupku aku bercita2 dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka.

Dan sungguh aku takut dengan api neraka. Maafkan aku ya Rasulullah..."

Rasulullah SAW dengan senyum berkata:
"Wahai sahabat2ku semua, kalau kalian ingin melihat ahli Surga, maka lihatlah Ukasyah..!"

Semua sahabat meneteskan air mata. Kemudian para sahabat
bergantian memeluk Rasulullah SAW.

Meski sudah sering membaca dan mendengar kisah ini berulang-ulang, tetap saja kita menangis sedih pilu rindu kpdnya...

Semoga tetesan air mata ini membuktikan kecintaan kita kepada baginda Rasulullah saw kekasih Allah. Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad😭😭😭😭

Inspirasi untuk para Alumni

IPB BERSATU

"Keajaiban selalu datang pada orang-orang yg mempercayainya."

Kalimat itu menjadi kenyataan di sepanjang minggu di awal bulan Juni ini.
Keajaiban demi keajaiban melimpah ruah dialami oleh segenap Masyarakat IPB.

Semua berawal ketika Rabu tanggal 1 juni lalu, ribuan calon mahasiswa baru (camaba) IPB tiba memenuhi halaman Kampus Darmaga.
Kabar tak enakpun meruak, dan membuat kami semua tersentak.
Ratusan camaba dari seluruh pelosok negeri itu terpaksa mengurungkan niat untuk menimba ilmu di Kampus Rakyat.
Kampus yg menjadi idaman bagi banyak anak-anak petani, pekebun, nelayan, buruh, pelayan warteg dan ratusan pekerja informal lainnya ini, tak mampu menyediakan beasiswa bagi mahasiswa tak mampu, sebesar beasiswa tahun-tahun lalu.
Ratusan tubuh-tubuh muda dikabarkan terkulai lesu. Wajah-wajah sederhana yang terlihat lemah karena panjangnya perjalanan yg harus ditempuh dr kampung halaman mereka itu, luluh terkulai di bumi Darmaga.
Mereka hanya bisa memandang sendu gedung-gedung megah nan teduh di hamparan tanah nan luas itu, dan harus mengucapkan selamat tinggal tanpa pernah memiliki kesempatan untuk merasakan duduk di jajaran kursi di dalamnya.
Harapan untuk memakai jaket almamater biru tua berhiaskan bordir kuning di dada itu, disadari hanyalah sebuah khayalan tingkat tinggi yg harus segera dihempaskan karena tidak tersedianya dana.

Sebagian calon mahasiswa baru masih tak percaya bahwa perjalanannya berakhir sia-sia, sebagian lagi memutuskan untuk segera membawa tubuhnya kembali ke kampung halaman, dan mengabarkan kepada handai taulan bahwa menjadi mahasiswa adalah impian. Sebuah angan-angan yg sulit menjadi kenyataan.

Kabar pilu dari Kampus Rakyat tempat kami dulu bersuka cita itu, secepat kilat menerobos masuk ke halaman grup-grup Alumni IPB di Wa, BlackBerry, dinding Facebook, Line dan media sosial lainnya.
Pagi yg biasanya ceria dan diawali kalimat-kalimat sapaan indah berbalut semangat,
kali ini berubah menjadi kalimat-kalimat berisi kabar sedih yg membuat kami semua terhenyak menghentikan aktifitas.
Paragraf demi paragraf singkat berisi kabar pedih tentang kondisi di Kampus Darmaga itu, sukses membuat pikiran kami tepekur membeku dengan lidah kelu.

Bagaimana mungkin ratusan calon mahasiswa berprestasi yg sudah lolos tes SNMPTN dengan mengalahkan ribuan kandidat mahasiswa lainnya yg sama-sama memimpikan IPB itu, harus gigit jari hanya karena ketidakmampuan mereka membayar Uang Kuliah Tunggal...??
IPB adalah kampus idaman rakyat. Pohon-pohon randu di halaman Kampus Baranangsiang, selasar-selasar panjang di Kampus Gunung Gede, ruang-ruang praktikum di Kampus Taman Kencana, dan ribuan pohon rindang yg menaungi para mahasiswa dari guyuran gerimis sepanjang hari di Kampus Darmaga, selama puluhan tahun telah menjadi saksi tanpa kata dari cucuran keringat para mahasiswa melarat, yg memahat impiannya di sepanjang dinding kampus.
Pun tak kurang ada anak presiden, anak menteri, dirjen, dirut Bumn, ilmuwan tersohor, maupun anak2 pemilik perusahaan besar yg menimba ilmu disana.
Kami semua bercampur baur dalam perkuliahan dan praktikum yg intens, sampai umumnya kami sulit membedakan teman-teman kami itu anak siapa....

Dengan semua keberagaman yg telah menjadi Jati Diri IPB itu,
apa jadinya jika calon mahasiswa baru dr keluarga miskin yg hanya berbekal ongkos naik kapal dan bus itu, harus rela mengubur impiannya dalam-dalam...??
Apa jadinya sebuah kampus tanpa keaneka-ragaman latar belakang manusia yg menjadi penghuninya,
apa artinya sebuah ilmu jika hanya dimiliki oleh kaum mampu,
bagaimana nasib kebijakan sebuah negeri jika intelektualnya dicetak dari kaum borju yg miskin empati,
akan menjadi apa dunia bila sebuah nestapa berlalu begitu saja tanpa ada bantuan upaya dari yg berpunya,
dan apa gunanya menjadi manusia berharta jika tak ada manfaatnya bagi sesama...?

Di pagi hingga malam tanggal 1 Juni itu, notifikasi di grup Wa riuh tak berhenti.
Semua sibuk menggali informasi, saling mengabarkan kenyataan bahwa alokasi beasiswa Bidik Misi (BM) bagi mahasiswa baru IPB yg biasanya untuk 800-1.100 orang camaba, tahun ini dipangkas ringkas menjadi hanya 270 camaba.
Sebuah data menyebutkan, diakuinya 25 PTN baru oleh Pemerintah menjadikan dana pendidikan yg ajeg persis tahun lalu, menjadi kian cupet.
Sebuah Kebijakan Nasional yg membuat warga IPB terpana.
Kabar haru-biru dari tanah Darmaga itu menyentak keheningan dan kesadaran kami sebagai manusia.

Data-data yg berisi Nama Camaba, asal sekolah, daftar prestasi, dan latar belakang mereka yg berasal dr keluarga papa pun berhamburan di chat room media2 sosial alumni,
gambarannya begitu jelas terpapar di depan mata.
Mereka adalah si anak yatim, si pemilik ayah penderita stroke, si anak kesekian dari saudara kandung yg bejibun di keluarga miskin, atau si anak korban Phk orang tua.
Berbagai informasi tentang miskinnya keluarga para pencari beasiswa itu, menjadi menu sarapan hingga menu makan malam ribuan Alumni IPB hari itu...

Kemiskinan bukan hanya sebuah nasib.
Kemiskinan adalah sebuah kezoliman jika orang-orang yang mengetahuinya memilih untuk berdiam saja.
Tiba-tiba, entah siapa yg memulai, di dalam grup angkatan sebuah fakultas tertulis "Ambil mereka sebagai anak-anak asuh kita. Entah bagaimana nanti jalan kita mencarikan dananya, jangan sampai mereka kembali ke kampung halaman dengan tangan hampa...!"
Yang lainnya pun mengiyakan, "Hak mereka ada di dalam rejeki kita. Ini bukan berbagi kesedihan, tapi inilah kesempatan indah untuk menyatukan kita..."
Dalam menit yg sama, semuanya serentak saling bersahutan:
"Tolong siapapun yg berada di Darmaga, panggil mereka kembali..!!"
"Jangan biarkan anak2 tak mampu itu sampai menaiki bus, kereta dan kapal kembali. Kami para Alumni tak akan membiarkan mereka berjuang sendiri, karena sekali mereka lolos diterima masuk ke IPB maka mereka adalah saudara-saudara kami."
"Kabarkan segera kepada mereka, kami tak akan membiarkan saudara kami menangis dalam ketidakberdayaan, setiap tetes air mata mereka adalah kumpulan asa-asa yg harus bisa kami wujudkan...."

Begitulah,
hari itu tak henti kami menanti kabar baru di halaman grup Wa, Bb, Line, maupun Fb yg kami ikuti.
Air matapun menetes deras setiap kali ada teman yg mengabarkan keikhlasannya untuk mentransfer sejumlah dana. Banyak di antara teman2 yg masih berjuang untuk kelangsungan kehidupannya masing2, tapi itu tak menyurutkan semangat kepedulian mereka, "Biarkan kami membantu adik2 itu, dan kami akan membiarkan Allah menolong kami."

Hari itu IPB Memanggil seluruh Alumninya untuk bersatu.
Kami semua sepakat, Almamater kami yg didirikan berpuluh tahun lalu sebagai Kampus Rakyat, harus tetap menjadi tempat bersemayamnya harapan dan mimpi rakyat.
Deretan kalimat berisi angka2 rupiah pun bertaburan di halaman2 Wa,
nilai berlembar2 kertas merahpun tercatat melalui komitmen alumni di berbagai inbox,
dan segera berderet masuk realisasi data2 transfer ke berbagai rekening yg dikelola Himpunan, Ikatan, Paguyuban, Grup, atau apalah namanya perkumpulan para Alumni IPB itu.
Kami membayangkan betapa sibuknya para malaikat mencatat seluruh amal kebaikan dari alumni yg seringkali tak mau disebutkan namanya itu.

Langit yang terik di atas Darmaga hari itu menjadi saksi tawa dan tangis anak2 dari keluarga papa.
IPB Memanggil mereka untuk kembali mendaftar, dan meminta mereka melebihkan kesabarannya untuk menanti kecukupan dana bagi mereka.
Tanggal 2 Juni sebenarnya adalah hari terakhir pembayaran,
namun silang kata dan kegetiran pun melingkupi ruang2 rapat di dekanat dan rektorat. Merekalah yg menentukan kebijakan, mereka pula yg mengetahui keadaan dapur universitas.
Mereka tentu ingin IPB menjadi gerbong besar sebuah rangkaian Kereta Rakyat, yg melaju kencang menuju masa depan, sambil tetap menyediakan sebanyak mungkin kursi kepada penumpang cerdas berkualitas, tanpa perlu peduli pada berapa kemampuan mereka untuk membayar tiketnya. Tapi di lain sisi, IPB adalah sebuah institusi besar yg harus tetap menjaga kualitasnya,
dibutuhkan dana besar untuk menghasilkan lulusan yg kreatif dan diakui dunia.
Di tengah detik2 yg menegangkan, menjelang terbenamnya matahari sore terbitlah keputusan bahwa batas waktu pembayaran Uang Kuliah Mahasiswa Baru diundur menjadi tanggal 8 Juni.
Kembali berita gembira itu ribuan kali di-share, mendominasi info terkini menutup percakapan di grup2 alumni hingga malam.
Seharian itu semua lelah berdiskusi. Sebelum memejamkan mata, teman-teman sepakat untuk berjibaku mengabarkan berita itu ke seluruh alumni yg tidak masuk ke dalam grup2 medsos. Target 1,2 miliar rupiah dana yg dibutuhkan, harus dapat terkumpul dalam waktu 1 minggu.
Terbayang betapa suka citanya para malaikat mencatat berbagai kebaikan yg sudah terlaksana di hari itu, dan bermacam niat tekad kuat untuk hari esok.

Hari-hari selanjutnya, segenap Alumni IPB terus berdoa meminta Allah agar meridhoi ikhtiar untuk membayar UKT bagi 400 lebih Camaba yg ditolak pengajuan beasiswa Bidik Misinya.
Ruang2 chat terus penuh dengan berbagai info baru, sms terus datang dan pergi, telepon pun tak henti berdering memanggil teman2 alumni untuk mengabarkan Perhelatan Akbar Alumni IPB ini, dan bersama berbagi bahu menyelamatkan anak2 pemilik masa depan.

Memang tidak semua yg mengajukan beasiswa BM adalah mahasiswa yg layak memperoleh beasiswa.
Dari hasil verifikasi, diketahui ada sebagian yg dinilai masih mampu membiayai kuliahnya secara mandiri, dan sebagian lagi memang harus diselamatkan karena mereka tak mampu menyelamatkan dirinya sendiri.
Salah satu camaba yg menggapai membutuhkan pertolongan adalah Agni Mulia yg ayahnya menderita stroke sehingga tidak lagi bekerja. Ia harus melunasi UKT sebesar 10,7 juta.

Ada lagi kisah ngenes dari Yulianti Ratnasari.
Ia adalah gadis teramat sederhana dari pelosok Ciamis, yang diangkat anak oleh sebuah keluarga buruh tani miskin.
Yuli diasuh oleh seorang ibu angkat yg pekerjaannya hanya menjadi tukang mencabut rumput di sawah milik tetangga,
ayah angkatnya telah bertahun lumpuh dan tergolek tak berdaya, ditambah seorang nenek angkat yang sudah lama menderita sakit tua.
Mereka adalah keluarga melarat yg memungut Yuli, saat ayahnya meninggal tanpa mewariskan harta apapun ketika Yuli kecil masih berusia satu setengah tahun.
Sang Ibu saat itu memutuskan untuk pergi menikah dengan lelaki miskin lainnya, yang membuatnya tak mampu membawa serta kedua buah hatinya.
Hanya si sulung yg sanggup dibawa sang ibu, dan meninggalkan bayi Yuli pada sebuah keluarga miskin yang bersedia mengulurkan kasih untuk merawatnya.
Yuli gadis yg tangguh. Ia bertanam bayam dan cabe di halaman rumah yg tak seberapa.
Hasilnya dijual untuk ongkos ojek ke sekolah, karena angkot tak masuk ke desanya.
Yuli terbiasa tak membawa uang jajan, tapi ia biasa membawa pulang prestasi dari sekolah.
Yuli terus berusaha mengukir indah cerita hidupnya, ia percaya bahwa kecerdasan bisa mengalahkan kemiskinan yg telah menjadi identitasnya sejak lahir. Ia pun yakin bahwa suatu hari Allah akan jatuh hati pada kesabarannya.
Kabar tentang diterimanya Yuli melalui jalur undangan ke IPB diterima dengan suka cita, meski ketiadaan biaya membuat Yuli dan ibunya tak mungkin bisa berangkat ke Bogor.
Apalagi di surat itupun disebutkan bahwa Yuli harus langsung membayar UKT sebesar 2,7 juta karena pengajuan beasiswa Bidik misinya ditolak.
Tapi kakak-kakak kelas Yuli yg tergabung dalam Organisasi Mahasiswa Daerah (Omda) Ciamis terus mendesak Yuli agar segera mencari biaya untuk pergi ke Bogor. Mereka tahu bagaimana prestasi Yuli selama ini, dan membujuknya untuk tak menyerah pada nasib. "Cukuplah kamu membawa ongkos bus saja, soal biaya lainnya biarlah kita perjuangkan bersama disini..."
Jadilah ibu Yuli berhutang ke tetangga, dan pergilah Yuli dan ibunya memulai petualangan mereka, yaitu melakukan perjalanan jauh dari kampung halaman untuk pertama kalinya.
Di sepanjang perjalanan keduanya mabuk darat bergantian, diguncang badan bus yg menari-nari menyanyikan harapan bagi keduanya.
Dan sang ibu yg tak bisa berbahasa Indonesia itupun berkali2 menangis, mengkawatirkan ikhtiar mereka jika sampai berakhir sia-sia.

Selama 2 hari Yuli dan ibunya ditampung di sebuah rumah kost sederhana di sebuah gang sempit, yg dihuni para kakak kelas dari Ciamis.
Kakak-kakak kelas sekampungnya itulah yg bergotong-royong memfoto copy berbagai persyaratan administrasi bagi Yuli, dan berpatungan membelikan nasi dan lauk untuk pengisi perut Yuli dan ibunya.
Tapi rasa optimis berubah menjadi gundah, tatkala Omda Ciamis tak kunjung mendapatkan donatur untuk membayari kuliah Yuli.
Harapan pun kandas, lembar-lembar nilai dan sertifikat prestasi Yuli yg ia perjuangkan sejak SD hanya akan menjadi catatan usang di sudut kamarnya yg sederhana.

Rabu 1 Juni itu Yuli telah meluruhkan harapannya, dan ia harus segera bersiap-siap mengejar bus di malam hari, karena tak bisa lama meninggalkan ayah dan neneknya yg sakit tak berdaya di rumah.
Semua jalan terang untuk meraih gelar sarjana sudah tertutup, saat tiba-tiba hp jadulnya berdering, memunculkan sebuah nomor tak dikenal. Yuli tak bisa menjawab panggilan itu, hp bututnya hanya bisa untuk ber-sms karena speakernya telah lama rusak.
Tak lama kemudian muncul sebuah sms yg berbunyi :
"Assalamuallaikum ananda Yulianti. Saya Nusirwan alumni Fpik angkatan 24. Kami teman2 alumni berniat membantu beasiswa ananda....",
dan Masya Allah, terbayangkan detik-detik selanjutnya adalah luapan kebahagian yg tak terkira bagi Yuli dan ibunya.
Tangan Allah bekerja tuntas mengubah semua keadaan, membayar seluruh kerja keras dan kesabaran yg dilakukan selama ini.
Si anak yatim itu sekaligus dihadiahi banyak orang tua angkat.
Suara tang ting tung di grup Wa masih terus berlanjut, ada yg memberikan laptop untuk kebutuhan kuliah Yuli, ada yg mentransfer dana untuk kebutuhan bulanan hingga 2 tahun ke depan, ada yg telah memesankan kamar kost untuknya setelah keluar dari asrama bersama IPB di tahun depan, dan ada yang mengirim Hp android agar semua orang tua angkat Yuli itu bisa terus memantau perkembangan kuliahnya kelak.
Semua ingin mengawal pendidikan si anak yatim dan memastikannya kelak lulus kuliah, agar ia bisa mengeluarkan keluarganya dari kemiskinan, dan supaya kerja kerasnya bisa menjadi inspirasi bagi pemuda-pemudi di desanya untuk tak padam semangat dalam mengejar impian pendidikan.

Keajaiban yg dirasakan Yuli, juga terjadi pada ratusan mahasiswa baru IPB lainnya.
Himpunan Alumni melalui organisasi2 underbownya di tingkat himpunan fakultas, himpunan jurusan, Ikatan Alumni di media sosial, Paguyuban Angkatan dan grup2 besar maupun kecil di daerah, selama satu minggu pertama di awal bulan Juni ini berhasil menghimpun dana sosial sebesar 1,25 miliar rupiah.
Para alumni bersatu membantu biaya adik2 kelas yg sebenarnya tidak pernah sekali pun mereka kenal.
Mereka sepakat, ilmu harus terus mengalir deras dan tak boleh kalah dari nasib buruk akibat jeratan kemiskinan.

Kampus IPB kembali sumringah menyambut mahasiswa2 berprestasi harapan negeri di masa depan.
Kemarin adalah batas waktu terakhir pendaftaran mahasiswa baru.
Semalam kami semua tepekur, jika orang tua angkat Yuli yg miskin saja bisa mengangkat seorang anak yatim dan membesarkannya hingga dewasa, apalagi kami yg telah dianugerahi ilmu dan kehidupan lebih mapan.
Tuhan selalu hadir di tengah org miskin, tak salah pepatah yang mengatakan: 'Jika engkau mencari wajah Tuhan, carilah Dia diantara orang-orang miskin. Saat kau membantu orang miskin itu, kau akan bisa melihat wajah Tuhan yg tersenyum kepadamu'.

Selama satu minggu Alumni IPB Bersatu, tak mau menyerah pasrah kepada catatan kemiskinan.
Belum pernah ada hari-hari sedashyat itu, sambil menginjak bumi mereka semua ingin meraih langit.
Pekerjaan panjang baru saja dimulai, karena membuka sebuah pintu kebaikan harus diikuti dengan menunjukkan arah tujuan yg tepat bagi yg memasukinya.

Dana yg terkumpul itu barulah sebuah panjar, karena verifikasi atas kondisi kehidupan adik-adik tak mampu itu akan terus berjalan.
Dibutuhkan sebuah investasi besar di setiap awal semester, untuk memastikan mereka dapat terus melanjutkan kuliah hingga selesai.
Jiwa-jiwa wirausaha muda harus ditumbuhkan agar mereka tak terus menjadi beban, karena setiap tahun tentu akan muncul masalah yg sama yg harus segera dirancang pemecahannya.

Kerja keras telah dimulai,
sebuah semangat persatuan telah digalang.
Semoga semangat persaudaraan antara mahasiswa, jajaran civitas akademika dan seluruh alumni IPB tak lekang oleh waktu,
pun tak kandas dimakan oleh jaman.

BRAVO IPB !!!

Thursday, June 9, 2016

MENTARI PASTI KAN BERSINAR

‎Suatu hari seorang guru menyuruh murid2nya ke hutan melihat sebuah pohon pir di waktu yang berbeda.

Murid pertama disuruhnya pergi pada musim DINGIN,
Murid ke 2 pada musim SEMI,
Murid ke 3 pada musim PANAS,
Murid ke 4 pada musim GUGUR.

Murid 1: melihat pohon pir itu tampak sangat jelek dan batangnya bengkok.
Murid 2: pohon itu dipenuhi kuncup2 hijau yg menjanjikan.
Murid 3: pohon itu dipenuhi dg bunga2 yg menebarkan bau yg harum.‎
Murid 4: ia tidak setuju dg teman2nya, ia berkata bhw pohon itu penuh dg buah yg matang dan ranum.‎

Kemudian sang guru berkata : "kalian semua benar, hanya saja kalian melihat di waktu yg berbeda."

Sang guru berpesan: “Mulai sekarang jangan pernah menilai kehidupan hanya berdasarkan SATU MASA yg sulit.”
Ketika kamu sedang mengalami masa2 sulit, memang segalanya terlihat tidak menjanjikan, banyak kegagalan dan kekecewaan; tetapi jangan cepat menyalahkan diri dan orang lain bahkan berkata bahwa kamu tidak mampu, bernasib sial, dan bodoh...
Ingatlah, tdk ada istilah “nasib sial” bagi orang yg YAKIN !
Kerjakanlah saja apa yg menjadi bagianmu dan yakinlah semua masalah akan selesai..

Jika kamu tidak bersabar ketika berada di musim dingin, maka kamu akan kehilangan musim semi dan musim panas yang menjanjikan harapan, dan kamu tidak akan menuai hasil di musim gugur."

“Kegelapan malam tidak seterusnya bertahan, esok pasti akan datang fajar yg mengusir kegelapan...”

Dg KEYAKINAN, maka selalu akan ada pengharapan yg baru. 
Karena Mentari pasti kan bersinar...

*****
Selamat menyongsong mentari pagi yg  indah saudara-riku tercinta... 
‎😃❤💕

Friday, May 27, 2016

MANUSIA DITENTUKAN DENGAN SIAPA DIA DUDUK ATAU BERTEMAN

Siapa saja yg sering duduk bersama 8 orang kelompok manusia, Allah Ta'alaa akan memberinya 8 perkara:

1. ﻣﻦ ﺟﻠﺲ ﻣﻊ ﺍﻷﻏﻨﻴﺎﺀ ﺯﺍﺩﻩ ﺍﻟﻠﻪ ﺣﺐ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺍﻟﺮﻏﺒﺔ ﻓﻴﻬﺎ ....
1. Barangsiapa yg duduk bersama orang² kaya, Allah akan menambahkan cinta kepada dunia & semangat untuk mendapatkan dunia....

2. ﻭﻣﻦ ﺟﻠﺲ ﻣﻊ ﺍﻟﻔﻘﺮﺍﺀ ﺯﺍﺩﻩ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺸﻜﺮ ﻭﺍﻟﺮﺿﺎ ﺑﻘﺴﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ....
2. Barangsiapa yg duduk bersama orang² miskin, Allah akan menambahkan perasaan syukur & ridho atas pemberian Allah...

3. ﻭﻣﻦ ﺟﻠﺲ ﻣﻊ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﺯﺍﺩﻩ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻜﺒﺮ ﻭﻗﺴﺎﻭﺓ ﺍﻟﻘﻠﺐ....
3. Barangsiapa yg duduk dengan para pemimpin/raja, Allah akan menambahkan perasaan sombong & kerasnya hati....

4. ﻭﻣﻦ ﺟﻠﺲ ﻣﻊ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ ﺯﺍﺩﻩ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺠﻬﻞ ﻭﺍﻟﺸﻬﻮﻩ....
4. Barangsiapa yg duduk dengan perempuan, Allah akan menambahkan kebodohan & syahwat.....

5. ﻭﻣﻦ ﺟﻠﺲ ﻣﻊ ﺍﻟﺼﺒﻴﺎﻥ ﺯﺍﺩﻩ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻠﻬﻮ ﻭﺍﻟﻤﺰﺍﺡ.....
5. Barangsiapa yg duduk dengan anak² kecil, Allah akan menambahkan lalai & gurau senda.....

6. ﻭﻣﻦ ﺟﻠﺲ ﻣﻊ ﺍﻟﻔﺴﺎﻕ ﺯﺍﺩﻩ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺠﺮﺃﺓ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺬﻧﻮﺏ ﻭﺍﻟﻤﻌﺎﺻﻲ ﻭﺍﻹﻗﺪﺍﻡ ﻋﻠﻴﻬﺎ،ﻭﺍﻟﺘﺴﻮﻳﻒ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ.....
6. Barangsiapa yang duduk dengan orang² fasiq, Allah akan menambahkan berani berbuat dosa & kemaksiatan serta mendorongkan diri untuk berbuat maksiat kemudian menunda-nunda akan taubat...

7. ﻭﻣﻦ ﺟﻠﺲ ﻣﻊ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ ﺯﺍﺩﻩ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﻏﺒﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻄﺎﻋﺎﺕ....
7. Barangsiapa yg duduk dengan orang² sholeh, Allah akan menambahkan perasaan cinta kepada amalan² keta'atan....

8. ﻭﻣﻦ ﺟﻠﺲ ﻣﻊ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﺯﺍﺩﻩ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﺍﻟﻮﺭﻉ....
8. Barangsiapa yg duduk dengan para ulama', Allah akan menambahkan ilmu & menjauhi perkara haram dan syubhat

* tanbiihul Ghaafiliin
Hujjatul Islam Al-Imam Al-Ghazali ra

Sunday, May 22, 2016

Penggalan Inspiratif: Dikutip dari ibu Ainun Habibie

"Mengapa saya tidak bekerja? Bukankah saya dokter? Memang. Dan sangat mungkin saya bekerja waktu itu. Namun saya pikir : buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yang barangkali cukup banyak itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan resiko kami kehilangan kedekatan pada anak sendiri?

Apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang sendiri, saya bentuk pribadinya sendiri? Anak saya akan tidak memiliki ibu. Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak, seimbangkah orang tua kehilangan anak, dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja?
Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan. Tiga setengah tahun kami bertiga hidup begitu."

~Jangan biarkan anak-anak mu hanya bersama pengasuh mereka
Bagaimana bila dibantu dg kakek neneknya?

~Sudah cukup rasanya membebani orangtua dengan mengurus kita sejak lahir sampai berumah tangga. Kapan lagi kita mau memberikan kesempatan kepada orangtua untuk penuh beribadah sepanjang waktu di hari tuanya.

Mudah-mudahan ini bisa jadi penyemangat dan jawaban untuk ibu-ibu berijazah yang rela berkorban demi keluarga & anak-anaknya.
Karena ingin Rumah Tangganya tetap terjaga & anak-anak bisa tumbuh dengan penuh perhatian, tidak hanya dalam hal akademik, tapi juga untuk mendidik agamanya, karena itulah sejatinya peran orangtua.

Belajar dari kesuksesan orang-orang hebat, selalu ada pengorbanan dari orang-orang yang berada dibelakangnya, yang mungkin namanya tidak pernah tertulis dalam sejarah. Berbanggalah engkau sang Ibu Rumah Tangga, karena itulah pekerjaan seorang wanita yang paling mulia.

Like n Share 👌

Izin repost cerita dr prestigeholics
Pict edited by Medstories

Pantaskah?

Ada masa kita kelam, dan segera akhiri petualangan kelam kita menjadi cahaya penuh kebaikan | setiap orang punya proses, dan punya cara menuju taubat

Ketika kita sibuk dalam mencari urusan dunia | bahkan sesekali justru makin terjerumus dalam lubang kefanaan | ingatlah, kita jua akan berakhir.

Adakah kita merindu mendekap bersama sanak keluarga, dengan ibu dalam senyuman, dengan ayahanda dalam keramahan, meski di dunia sulit dituangkan.

Maka jadilah juru selamat di akhirat, dengan berprilaku mulia, menawan di hadapan langit, terhormat di bumi, dengan islam, dengan quran, dengan sunnah.

Semua jiwa yang merindu surga, maka tak akan lepas ia menangisi dirinya | sebab kekhawatiran terjerumus dalam maksiat | yang membuat rindu sekedar rindu

Yaa Rasulullah, pantaskah kami dirindu olehmu? Yaa Rasulullah, pantaskah kami menjadi ummat yang kelak berjumpa denganmu di taman Firdaus?

Yaa Rabb, andai kami pernah berliku dan berlinang dosa, sapa jiwa-jiwa kami, terangi dengan jalan yang lurus, agar kami kembali bersua dalam kebenaran.

Sebab, tujuan akhir kita bukan pada dunia. Stasiun pemberhentian yang kekal lagi nikmat, surga, menjadi alasan bagi semua orang untuk tahu indahnya cahaya-Mu.

Jangan menunda waktu, jangan lagi berangan-angan semu demi tujuan dunia,tapi kejarlah akhirat, carilah makrifat, agar kelak mendapat syafaat, agar nanti mendapatkan rahmat.

Line prestigeholics

Pramugari dan Kakek Tua

Saya adalah seorang pramugari biasa dari China Airlines. Karena bergabung dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai pengalaman yang mengesankan, setiap harinya hanya melayani penumpang dan melakukan pekerjaan yang monoton.
Pada tanggal 17 Juni yang lalu saya menjumpai suatu pengalaman yang membuat perubahan pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya.

Hari ini jadwal perjalanan kami adalah dari Shanghai menuju Peking, penumpang sangat penuh pada hari ini.
Di antara penumpang, saya melihat seorang kakek dari desa merangkul sebuah karung tua dan terlihat jelas sekali gaya desanya.
Pada saat itu saya yang berdiri di pintu pesawat menyambut penumpang.

Kesan pertama dari pikiran saya ialah zaman sekarang sungguh sudah maju, seorang dari desa sudah mempunyai uang untuk naik pesawat.
Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minum.
Ketika melewati baris 20, saya melihat kembali kakek tua tersebut.
Dia duduk dengan tegak dan kaku di tempat duduknya dengan memangku karung tua bagaikan patung.
Kami menanyakan mau minum apa, tetapi dengan terkejut dia melambaikan tangan menolak.
Kami hendak membantunya meletakkan karung tua di atas bagasi tempat duduk juga ditolak olehnya.
Lalu kami membiarkan duduk dengan tenang.

Menjelang pembagian makanan kami melihat dia duduk dengan tenang di tempat duduknya.
Kami menawarkan makanan juga ditolak olehnya.
Akhirnya kepala pramugari dengan akrab bertanya kepadanya apakah dia sakit.
Dengan suara kecil dia menjawab bahwa dia hendak ke toilet tetapi dia takut apakah di pesawat boleh bergerak sembarang, takut merusak barang di dalam pesawat.

Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh bergerak sesuka hatinya dan menyuruh seorang pramugara mengantar dia ke toilet.
Pada saat menyajikan minum yang ke dua kali, kami melihat dia melirik ke penumpang sebelahnya dan menelan ludah.
Dengan tidak menanyakannya kami meletakkan segelas minuman teh dimeja dia.
Ternyata gerakan kami mengejutkannya.
Dengan terkejut dia mengatakan tidak usah, tidak usah..
Kami mengatakan engkau sudah haus minumlah.

Pada saat ini dengan spontan dari sakunya dikeluarkan segenggam uang logam yang disodorkan kepada kami.
Kami menjelaskan kepadanya minumannya gratis.
Dia tidak percaya.
Katanya saat dia dalam perjalanan menuju bandara, merasa haus dan meminta air kepada penjual makanan di pinggir jalan.
Dia tidak diladeni malah diusir.

Pada saat itu kami mengetahui demi menghemat biaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki sampai mendekati bandara baru naik mobil.
Karena uang yang dibawa sangat sedikit, hanya dapat meminta minuman kepada penjual makanan dipinggir jalan itupun kebanyakan ditolak dan dianggap sebagai pengemis.

Saat kami membujuk dia terakhir dia percaya dan duduk dengan tenang meminum secangkir teh, kami menawarkan makanan tetapi ditolak olehnya.
Dia menceritakan bahwa dia mempunyai dua orang putra yang sangat baik, putra sulung sudah bekerja di kota dan yang bungsu sedang kuliah ditingkat 3 di Peking.
Anak sulung yang bekerja di kota menjemput kedua orang tuanya untuk tinggal bersama di kota tetapi kedua orang tua tersebut tidak biasa tinggal di kota akhirnya pindah kembali ke desa.

Sekali ini orangtua tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Peking.
Anak sulungnya tidak tega orang tua tersebut naik mobil begitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan menawarkan menemani bapaknya bersama – sama ke Peking.
Tetapi ditolak olehnya karena dianggap terlalu boros dan tiket pesawat sangat mahal.
Dia bersikeras dapat pergi sendiri.
Akhirnya dengan terpaksa disetujui dengan anaknya.

Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai oleh anak bungsunya, ketika melewati pemeriksaan keamanan dibandara, dia disuruh menitipkan karung tersebut di tempat bagasi tetapi dia bersikeras membawa sendiri.
Katanya jika ditaruh di tempat bagasi, ubi tersebut akan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yang sudah hancur.
Akhirnya kami membujuknya meletakkan karung tersebut di atas bagasi tempat duduk, akhirnya dia bersedia dengan hati – hati dia meletakkan karung tersebut.
Saat dalam penerbangan kami terus menambah minuman untuknya, dia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus.
Tetapi dia tetap tidak mau makan, meskipun kami mengetahui sesungguhnya dia sudah sangat lapar.
Saat pesawat hendak mendarat dengan suara kecil dia menanyakan saya apakah ada kantongan kecil, dan meminta saya meletakkan makanannya di kantong tersebut.

Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat makanan yang begitu enak.
Dia ingin membawa makanan tersebut untuk anaknya.
Kami semua kaget.
Menurut kami yang setiap hari melihat makanan yang begitu biasa, di mata seorang desa menjadi begitu berharga.
Dengan menahan lapar disisihkan makanan tersebut demi anaknya, dengan terharu kami mengumpulkan makanan yang masih tersisa yang belum kami bagikan kepada penumpang ditaruh di dalam suatu kantongan yang akan kami berikan kepada kakek tersebut.
Tetapi diluar dugaan dia menolak pemberian kami, dia hanya menghendaki bagian dia yang belum dimakan, tidak menghendaki yang bukan miliknya sendiri.
Perbuatan yang tulus tersebut benar – benar membuat saya terharu dan menjadi pelajaran berharga bagi saya.
Sebenarnya kami menganggap semua hal sudah berlalu, tetapi siapa menduga pada saat semua penumpang sudah turun dari pesawat, dia yang terakhir berada di pesawat.
Kami membantunya keluar dari pintu pesawat, sebelum keluar dia melakukan sesuatu hal yang sangat tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya, yaitu dia berlutut menyembah kami, mengucap terima kasih bertubi – tubi, dia mengatakan bahwa kami semua adalah orang yang paling baik yang dijumpai.
Kami di desa hanya makan sehari sekali dan tidak pernah meminum air yang begitu manis dan makanan yang begitu enak.
Hari ini kalian tidak memandang hina terhadap saya dan meladeni saya dengan sangat baik, saya tidak tau bagaimana mengucap terima kasih kepada kalian.
Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian, dengan menyembah dan menangis dia mengucapkan perkataannya.
Kami semua dengan terharu memapahnya dan menyuruh seorang anggota yang bekerja dilapangan membantunya keluar dari lapangan terbang.
Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, beragam – ragam penumpang saya sudah jumpai, yang banyak tingkah, yang cerewet dan lain – lain, tetapi belum pernah menjumpai orang yang menyembah kami.
Kami hanya menjalankan tugas kami dengan rutin dan tidak ada keistimewaan yang kami berikan.
Hanya menyajikan minuman dan makanan.
Tetapi kakek tua yang berumur 70 tahun tersebut sampai menyembah kami mengucapkan terima kasih, sambil merangkul karung tua yang berisi ubi kering dan menahan lapar menyisihkan makanannya untuk anak tercinta, dan tidak bersedia menerima makanan yang bukan bagiannya.
Perbuatan tersebut membuat saya sangat terharu dan menjadi pengalaman yang sangat berharga buat saya.

Sumber: line prestigeholics

DIBALIK KETIDAKTAHUAN

⛵Nabi NUH belum tahu Banjir akan datang ketika ia membuat Kapal dan ditertawai Kaumnya.

🐏 Nabi IBRAHIM belum tahu akan tersedia Domba ketika Pisau nyaris memenggal Buah hatinya.

🎋Nabi MUSA belum tahu Laut terbelah saat dia diperintah memukulkan tongkatnya.

💝Yang Mereka Tahu adalah bahwa Mereka harus Patuh pada Perintah ALLOH dan tanpa berhenti Berharap
yang Terbaik...

💝Ternyata dibalik KETIDAKTAHUAN kita, ALLOH telah menyiapkan Kejutan !

💝SERINGKALI Alloh Berkehendak didetik-detik terakhir dalam pengharapan dan ketaatan hamba2NYA.

💝Jangan kita berkecil hati saat spertinya belum ada jawaban doa...
Karena kadang Alloh mencintai kita dengan cara-cara yang kita tidak duga dan kita tidak suka...

💝Alloh memberikan apa yg kita butuhkan, bukan apa yg kita Inginkan...!!!

💝Lakukan bagianmu saja, dan biarkan
Alloh akan mengerjakan bagianNYA...

Tetaplah Percaya.
Tetaplah Berdoa.
Tetaplah Setia.
Tetaplah meraih RidhoNYA Aamiin ...

Tetap semangat meski dlm kesederhanaan 😘
Salam Bahagia dan selalu tersenyum ..😊 Untuk direnungkan...
📺Nonton Pertandingan bisa 90 menit

📺Nonton serial Film lebih dari 60 menit

📺 Nonton Movie hampir 120 menit

👳Tunaikan Shalat hanya 5 menit saja

🔥Di dalam api neraka jahannam sepanjang hayat

👍 Untuk Akal yang maju !!

💬 Renungkan!

📱 Di LINE 300 Kawan

📱 Di blackberry cukup 200 kawan

☎ Di contacts phone 400 Kawan

🏡 di Kampung 50 Kawan

😔 Dalam Keadaan susah hanya ada 1 kawan.

😢 Dalam Jenazah mu, Hanya keluargamu saja yang mengurusi.

😭 Dalam Kubur hanya kau sendirian.

Jangan anggap Aneh kenyataan ini.. 💬

Sebab memang seperti ini lah kenyataan Hidup..

🌴 Pada Hakikat nya :
"Tidak ada yang dapat memberikan kemanfaatan bagi mu kecuali Shalat mu"

🍃Duduk setelah salam dari shalat yang telah di wajibkan adalah waktu yang paling mulia sebab Pada waktu itu Turun Rahmat Allah Azza wajalla.

🍂Jangan tergesa-gesa berdiri, Bacalah Istigfar, bertasbih lah, Baca ayat Al Qur'an dan jangan Lupa bahwa sesungguhnya engkau berada dalam jamuan dzat yang maha Rahman Azza wa jalla.

فإذا فرغت فانصب والى ربك فارغب

🌾 Apabila kamu telah selesai sholat, kerjakanlah pekerjaan lainnya dengan bersungguh-sungguh dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

💭LANGKAH MENUJU SYURGA💭

Langkah ini membuat aku kagum hingga aku pilih untuk aku bagikan kepada orang yang aku cintai.

🌼 Ada Lima perkara, kita semua pasti inginkan serta berusaha untuk mendapatkan nya.

1. Wajah yang menarik
2. duit yg byk
3. sehat dan kuat
4. anak-anak yang patuh  dan sukses
5. Tidur nyenyak tanpa Obat penenang

🌾 Hal itu Mudah kita peroleh.. hanya butuh waktu 15 menit saja.

Bagaimana caranya... 💬

قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم
من ترك صلاة الفجر فليس في وجهه نور

✔ 1. Nabi bersabda : Barangsiapa yang tinggalkan shalat Subuh maka wajah nya tak akan ada cahaya

ومن ترك صلاة الظهر فليس في رزقه برگة

✔ 2. Barangsiapa yang Tinggalkan shalat Dzuhur niscaya Tak ada keberkahan dalam rezeki nya.

ومن ترك صلاة العصر فليس في جسمه قوة

✔ 3. Barangsiapa yang tinggalkan shalat asar niscaya tak ada kekuatan dalam jasad nya.

ومن ترك صلاة المغرب فليس في أولاده ثمرة

✔ 4. Barangsiapa yang tinggalkan shalat Magrib niscaya tak ada buah hasil yang boleh di petik dari anak-anak nya.

ومن ترك صلاة العشاء فليس في نومه راحة’’’’

✔ 5. Barangsiapa yang tinggalkan shalat Isya' tak ada kenyamanan dalam tidur nya.

🌿 Tahu kenapa Kalimat La ilaha Illallaah tidak sampai menggerakkan bibir jika di ucapkan

🍃 Sebab ini adalah Rahmat dari Allaah kpd kita supaya jika maut menghampiri dengan mudah ia menyebutkan kalimat itu.

🌴 Mudah-mudahan tangan yang mengirim dan menyebarkan ini kelak tidak sulit untuk melafadzkan kalimat La ilaha Illallaah
Disempetin utk membaca yaa.

Sumber: Facebook

Kisah Seorang Dokter

Sejak pulang dari itikaf di masjid selama tiga  hari bersama jamaah dakwah, dokter Agus menjadi pribadi yang berbeda. Sedikit-sedikit bicaranya Allah, sedikit-sedikit bicaranya Rasulullah.

Cara makan dan cara tidurnya pun berbeda, katanya itulah cara tidur Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Rupanya, pengalaman itikaf dan belajar di masjid betul-betul berkesan baginya. Ada semangat baru.

Namun beliau juga jadi lebih banyak merenung. Dia selalu teringat-ingat dengan kalimat yang dibicarakan amir jamaah.

“Obat tidak dapat menyembuhkan, yang menyembuhkan adalah Allah.

Obat bisa menyembuhkan berhajat kepada Allah, karena sunnatullah.

Sedang Allah menyembuhkan, tidak berhajat melalui obat.

Allah bisa menyembuhkan dengan obat atau bahkan tanpa obat.

Yang menyembuhkan bukanlah obat, yang menyembuhkan adalah Allah.”

Dia-pun merenung, bukan hanya obat, bahkan dokter pun tidak punya upaya untuk memberi kesembuhan. Yang memberi kesembuhan adalah Allah.

Sejak itu, sebelum memeriksa pasiennya, ia selalu bertanya.

“Bapak sebelum kesini sudah izin dulu kepada Allah?” atau “Sudah berdoa meminta kesembuhan kepada Allah?” atau “Sudah lapor dulu kepada Allah?"

Jika dijawab belum (kebanyakan memang belum), beliau meminta pasien tersebut mengambil air wudhu, dan shalat dua rakaat di tempat yang telah disediakan

Jika memberikan obat, beliau pun berpesan dengan kalimat yang sama. “Obat tidak bisa menyembuhkan, yang menyembuhkan adalah Allah. Namun berobat adalah sunnah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan sebagai ikhtiar dan sunnatullah, agar Allah mau menyembuhkan”.

Ajaib! banyak pasien yang sembuh.

Jika diperiksa dengan ilmu medis, peluang sehatnya hampir tidak ada, ketika diberikan terapi “Yakin” yang diberikan beliau, menjadi sehat.

Pernah ada pasien yang mengeluh sakit, beliau minta agar orang tsb untuk shalat dua rakaat (minta ampun dan minta kesembuhan kepada Allah), ketika selesai shalat pasien tersebut langsung merasa sehat dan tidak jadi berobat.

Rudi, Asistennya bertanya, kenapa dia langsung sembuh?
Dr. Agus katakan, bisa jadi sumber sakitnya ada di hati, hati yang gersang karena jauh dari Allah.

Efek lain adalah pasiennya pulang dalam keadaan senang dan gembira. Karena tidak hanya fisiknya yang diobati, namun batinnya pun terobati.

Hati yang sehat, membuat fisik yang kuat. Dan sebaik-baik obat hati adalah Dzikir, Al-Quran, Wudhu, Shalat, Do'a dan tawakal pada Allah.

Pernah ada pasien yang jantungnya bermasalah dan harus dioperasi.

Selain “Yakin”, beliau juga mengajarkan terapi cara hidup Rasulullah. Pasien tersebut diminta mengamalkan satu sunnah saja, yaitu sunnah tidur. Sebelum tidur berwudhu, kalau bisa shalat dua rakaat, berdoa, berdzkir, menutup aurat, posisi kanan adalah kiblat, dan tubuh miring ke kanan.

Seminggu kemudian, pasien tersebut diperiksa. Alhamdulillah, tidak perlu dilakukan operasi. Allah telah memberi kesembuhan atasnya.

Ada juga pasien yang ginjalnya bermasalah. Beliau minta agar pasien tersebut mengamalkan sunnah makan dan sunnah di dalam WC. Makan dengan duduk sunnah sehingga posisi tubuh otomatis membagi perut menjadi 3 (udara, makanan, dan air). Kemudian buang air kecil dengan cara duduk sunnah, menguras habis-habis kencing yang tersisa dengan berdehem 3 kali, mengurut, dan membasuhnya dengan bersih.

Seminggu kemudian, saat diperiksa ternyata Allah berikan kesembuhan kepada orang tersebut.

Rudi pernah sedikit protes. Sejak melibatkan Allah, pasiennya jadi jarang bolak-balik dan berisiko mengurangi pendapatan beliau.
Namun Dr. Agus katakan bahwa rezeki adalah urusan Allah. Dan beliau jawab dengan kalimat yang sama dengan redaksi yang berbeda, bahwa “Sakitnya pasien tidak dapat mendatangkan rezeki, yang memberi rezeki adalah Allah. Allah juga bisa mendatangkan rezeki tanpa melalui sakitnya pasien”.

Enam bulan berikutnya seorang pasien yang pernah sembuh karena diminta shalat oleh beliau, datang ke klinik, mengucapkan terima kasih, dan berniat mengajak dokter serta asistennya umroh bulan depan.

Dr. Agus kemudian memanggil Rudi ke dalam ruangan. Sebenarnya beliau tahu bahwa Rudi ingin:  sekali berangkat umrah. Namun kali ini beliau ingin bertanya langsung dengannya.

“Rudi, bapak ini mengajak kita untuk umrah bulan depan, kamu bersedia?”

Rudi tidak menjawab, namun matanya berbinar, air matanya tampak mau jatuh.
“Sebelum menjawab, saya izin shalat dulu pak,” ucapnya lirih. Ia shalat lama sekali, sepertinya ini shalat dia yang paling khusyu'.

Pelan, terdengar dia terisak-isak menangis dalam doanya.
------
Demikian mudah-mudahan kisah yang di bagikan membawa banyak manfaat, Silahkan di SHARE..!

Dr Agus Thosin, SpJP praktek di RSAI Bandung

Setiap sore sd malam, beliau juga praktek di JayaAbadi Buah Batu.

By: Kumpulan Pitutur Kyai