Friday, January 27, 2017

Fokus kualitas diri

Seorang ayah meminta anaknya untuk sholat dan beribadah di masjid setiap waktu. Sang anakpun mengikuti keinginan sang ayah tersebut, namun beberapa hari kemudian sang anak tidak mau pergi dan beribadah ke masjid lagi.

Anak: ayah, aku mau berhenti pergi dan beribadah ke masjid.

Ayah: kenapa tidak mau pergi dan ibadah ke masjid lagi?

Anak: karena di masjid aku menemukan banyak orang yg sepertinya alim, tapi sebenarnya tidak. Di masjid ada orang sibuk dengan HP nya, ada yang mengobrol dan membicarakan kejelekan orang lain dll lah yah.

Sang ayahpun diam sejenak dan berpikir.

Ayah: okelah kalau begitu anakku, kamu boleh tidak pergi dan beribadah ke masjid lagi tapi dengan satu syarat.

Anak: siap ayah, apa itu syaratnya?

Ayah: ambilah satu gelas air penuh dan bawalah untuk mengelilingi masjid itu.

Sang anakpun bergegas mengambil satu gelas air penuh dan membawanya keliling masjid dengan sangat hati-hati.

Anak: ayah, aku sudah membawa segelas air ini keliling masjid dan tidak ada air sedikit pun yg tumpah dari gelas ini.

Ayah: wah hebat kamu.

Anak: ya dong yah, anak siapa dulu hehe

Ayah: sekarang ayah mau tanya. Apakah tadi kamu lihat ada orang yg main HP di masjid itu?

Anak: tidak tahu yah, soalnya pandanganku hanya tertuju pada gelas ini.

Ayah: apakah tadi kamu mendengar orang ngobrol dan membicarakan orang lain.

Anak: tidak tahu yah, karena aku sibuk fokus mengawasi gelas ini.

Sang ayah pun lalu tersenyum dan berkata begitulah hidup anakku, jika kamu fokus pada tujuan hidupmu/ pekerjaanmu, maka kamu tidak akan punya waktu untuk menilai kejelekan orang lain. jangan sampai sibukmu menilai kualitas orang lain membuat mu lupa akan kualitas hidup mu sendiri.

Merupakan tantangan tersendiri untuk menjadi seperti ikan di laut, ia tak pernah asin walau tinggal di dalam air yang asin.

Semoga bermanfaat untuk kualitas hidup yg lebih baik dan bermakna.

Sunday, September 11, 2016

12 Hal Ini Pasti Kamu Rindukan dari Ibumu Saat Jauh dari Rumah

12 Hal Ini Pasti Kamu Rindukan dari Ibumu Saat Jauh dari Rumah

Ibu adalah merupakan salah satu orang terbaik dalam hidupmu. Teman serta kekasih akan berjalan masuk dan keluar dari kehidupan di waktu yang tak ditentukan, tapi ibumu akan tetap berada di sana. Tak peduli ke manapun kamu pergi, ibumu akan selalu ada.

Bahkan, dia adalah sosok yang menjanjikan dan memberimu kepercayaan diri untuk pergi jauh dari rumah demi mengejar impian dan memperluas wawasanmu.

Dan ngaku deh, kamu pasti nggak bisa nggak merindukannya saat berada jauh dari rumah.

Berikut adalah beberapa hal-hal akrab yang pasti dirindukan dari ibumu saat kamu jauh darinya.

1. Masakannya (yang nggak bisa ditiru oleh orang lain). ??
Siapapun orang di dunia pasti setuju bahwa masakan ibunya nggak bisa diduplikat oleh orang lain. Meskipun kamu sudah berulang kali mencoba mereplika resep andalan ibumu, tapi tidak pernah bisa menemukan rahasia campuran masakan yang membuatnya benar-benar terasa seperti rumah. Apalagi masalah porsinya, ibu selalu bisa memberikan porsi yang pas dan bahkan lebih.

2. Nasihat yang selalu tepat sasaran. ??
Saat ada masalah, ibumu adalah tempat pertama yang kamu datangi. Kenapa? Ya tentu saja karena dia tahu segalanya bukan? Bisa jadi pendekatannya dalam memberimu nasihat tercermin dalam berbagai bentuk, bisa lembut, brutal, bijaksana atau sistematis. Namun ia akan selalu mengarahkanmu ke jalan yang benar. Ibumu tidak akan menghakimimu dari masalahmu. Tenang aja, dia akan selalu memiliki tips untuk membawamu keluar dari masalah yang mengganggumu itu.

3. Pelukannya. ??
Sudah jelas. Nggak ada yang bisa memberikan pelukan seperti ibumu.

4. Pelarian.
Rumah itu seperti sebuah "gelembung aman" dan ibumu adalah pengawal pribadimu. Kamu butuh pinjaman uang, memiliki masalah dengan rekan kerja ataupun bertengkar dengan teman baikmu, kamu bisa selalu lari ke rumah ibumu. Nggak ada masalah yang akan mengganggumu di sana. Itu namanya kebahagiaan.

5. Persahabatannya. ??
Di masa dewasa ini, kamu menyadari bahwa ibumu bukan hanya sekedar orang tua yang selalu mengawasimu, namun juga sahabat yang akan menggandeng tanganmu. Kamu lebih menghargainya dan menikmati keberadaannya di sampingmu hanya untuk bersantai.

6. Gosipnya.
Sebagai seorang sahabat, tentunya ibumu akan menceritakan cerita terbaru tentang keluarga ataupun sahabat keluarga yang kamu kenal. Khususnya saat kalian berjauhan, semua kisah dari rumah akan selalu sampai ke telingamu, sehingga kamu nggak akan ketinggalan kisah apapun. Semua rahasia kotor dan lucu yang diceritakan ibumu akan membuatmu merasa tak sejauh itu dari rumah. Kamu mencintainya untuk memberikan perasaan itu.

7. Traktirannya ??
Ibumu akan selalu memanjakanmu melalui masakan, hadiah dan bahkan memperlakukanmu seperti tamu kehormatan saat kamu pulang kembali ke rumah. Jadi nggak sabar pulang ke rumah kan?

8. Tawanya.
Kamu nggak akan pernah merasa santai seperti saat bersama ibumu. Tawa renyah paling merdu pasti miliknya. Tawa lepas ibumu bakal membuat kamu rindu nggak ketulungan deh. Kamu akan mengupayakan segala cara supaya kamu bisa melihat dan mendengar tawa dari ibumu.

9. Hal-hal kecil yang dilakukannya.
Saat kamu akan mandi, air hangat telah tersedia di bak. Ataupun saat kamu terlambat bangun pagi, sarapan sudah menantimu di meja makan. Baju yang perlu kamu kenakan pagi itu juga telah disetrikanya dengan rapi di tempat tidurmu.

10. Omelannya.
Saat kamu melakukan kesalahan dalam hidup, tidak ada orang lain yang lebih khawatir dibandingkan ibumu. Dia selalu memikirkanmu 24 jam 7 hari seminggu. Lagipula, ibumu selalu benar. Jadi mau nggak mau kamu harus mendengarkan omelannya. Dan jauh darinya akan membuatmu ingin bernostalgia tentang ocehannya.

11. Panggilan sayang.
Memiliki panggilan sayang seperti "Kakak" atau "Adek" ataupun "Nak", akan membuatmu selalu teringat suara ibumu saat memanggilmu. Nggak ada orang lain yang bisa membuat panggilan sayang sepenting ibumu.

12. Sesi curhat.
Ibumu ingin tahu segala sesuatu tentangmu dan dia akan mendengarkan sepenuh hatinya. Tidak peduli berapa lama pun ceritamu berlangsung, ibumu akan selalu meminta lebih.

Mana nih yang sayang sama ibu nya..? :')

Saturday, August 20, 2016

Renungan

By: Albert Einstein

-Hakikatku adalah yang aku pikirkan, bukan apa yang aku rasakan

-Selagi ada cinta tidak perlu ada lagi pertanyaan

-Aku Berpikir terus menerus berbulan-bulan dan bertahun tahun, sembilan puluh sembilan kali dan kesimpulannya salah. Untuk yang keseratus aku benar.

-Kalau mereka ingin menemuiku, aku ada disini. Kalau mereka ingin bertemu dengan pakaianku, bukalah lemariku dan tunjukkan pada mereka. (Ketika istrinya memintanya berganti untuk menemui Duta Besar Jerman)

-Kebanyakan orang mengatakan bahwa kecerdasanlah yang melahirkan seorang ilmuwan besar. Mereka salah, karakterlah yang melahirkannya.

-Tanda kecerdasan sejati bukanlah pengetahuan tapi imajinasi.

-Imajinasi lebih berharga daripada ilmu pengetahuan. Logika akan membawa Anda dari A ke B. Imajinasi akan membawa Anda kemana-mana.

-Tidak ada eksperimen yang bisa membuktikn aku benar, namun sebaliknya sebuah eksperimen saja bisa membuktikan aku salah.

-Orang-orang seperti kita, yang percaya pada fisika, mengetahui bahwa perbedaan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan hanyalah sebuah ilusi yang terus menerus ada.

-Dunia ini adalah sebuah tempat yang berbahaya untuk didiami, bukan karena orang-orangnya jahat, tapi karena orang-orangnya tak perduli.

-Mencari kebenaran lebih bernilai dibandingkan menguasainya.

-Hidup itu seperti naik sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak.

-Sudah saatnya cita-cita kesuksesan diganti dengan cita-cita pengabdian.

-Lebih mudah mengubah plutonium dari pada mengubah sifat jahat manusia.

-Tidak ada yang lebih merusak martabat pemerintah dan hukum negeri dibanding meloloskan undang-undang yang tidak bisa ditegakkan.

-Belajarlah dari masa lalu, hiduplah untuk masa depan. Yang terpenting adalah tidak berhenti bertanya.

-Generasi-generasi yang akan datang akan kehilangan keyakinan bahwa manusia akan berjalan di muka bumi dengan darah dan daging.

-Nilai manusia terletak pada apa yang bisa dia terima.-

-Kalau nilai 9 itu kesuksesan dalam kehidupan, maka nilai 9 sama dengan x ditambah y ditambah z. Bekerja adalah x, y adalah bermain, dan z adalah untuk berdiam diri.

-Orang berjiwa besar akan selalu menghadapi perlawanan hebat dari orang-orang picik.

-Barangsiapa yang tidak pernah melakukan kesalahan, maka dia tidak pernah mencoba sesuatu yang baru

-Hal yang paling sukar dipahami di dunia ini adalah pajak penghasilan.

-Kecerdasan tidak banyak berperan dalam proses penemuan. Ada suatu lompatan dalam kesadaran, sebutlah itu intuisi atau apapun namanya, solusinya muncul begitu saja dan kita tidak tahu bagaimana atau mengapa.

-Kebahagiaan dalam melihat dan memahami merupakan anugerah terindah alam.

-Hanya ada dua cara menjalani kehidupan kita. Pertama adalah seolah tidak ada keajaiban. Kedua adalah seolah segala sesuatu adalah keajaiban.

-Usaha pencarian kebenaran dan keindahan merupakan kegiatan yang memberi peluang bagi kita untuk menjadi kanak-kanak sepanjang hayat.

-Hanya seseorang yang mengabdikan dirinya untuk suatu alasan dengan seluruh kekuatan dan jiwanya yang bisa menjadi seorang guru sejati. Dengan alasan ini penguasaan menuntut semuanya dari seseorang.

-Kalau kau tidak bisa menjelaskannya dengan gamblang/sederhana, maka kau belum cukup memahaminya.

-Di tengah-tengah kesulitan ada kesempatan.

-Kita tidak bisa memecahkan masalah kita dengan pemikiran yang sama pada saat kita menciptakannya.

-Ini sungguh mengejutkan bahwa teknologi telah melebihi kemanusiaan kita.

-Rahasia dari kreativitas adalah mengetahui cara menyembunyikan sumber kreativitas kita itu.

Monday, July 25, 2016

Kalau Mau Anak Hebat, Orang Tua Harus Berubah!

Ditulis oleh : Prof. Dr. Rhenald Kasali untuk Jawa Pos

*Kalau Mau Anak Hebat, Orang Tua Harus Berubah!*

Saya sebenarnya sangat tertarik pada cerita dosen Unair yang sayang saya tak tahu namanya. Di beberapa WhatsApp saya baca rekaman momen yang dia catat saat menerima seorang siswa SLB yang mencari alamat. Dari Jogja, anak SLB itu ditugaskan gurunya mencari alamat di Surabaya.

Itulah penentuan kelulusannya. Dosen tadi merekam momen itu yang menyebabkan kebahagiaan si siswa. Sewaktu didalami, pak dosen mencatat, anak itu tak boleh diantar, tak boleh pakai taksi atau becak. Harus cari sendiri walau boleh bertanya. Ya, seorang diri.

Saya pikir di situ ada tiga orang hebat. Pertama adalah gurunya yang punya ide dan berani ambil risiko. Bayangkan, ini siswa SLB dan kalau dia hilang, habislah karir pak/bu guru itu. Apalagi kalau dia anak pejabat atau orang berduit. Kata orang Jakarta, ’’bisa mampus’’. Saya sendiri yang menugaskan mahasiswa satu orang satu negara pernah mengalami hal tersebut.

Kedua, orang tua yang rela melepas anaknya belajar dari alam. Ya, belajar itu berarti menghadapi realitas, bertemu dengan aneka kesulitan, mengambil keputusan, dan berhitung soal hidup, bukan matematika imajiner. Belajar itu bukan cuma memindahkan isi buku ke kertas, melainkan menguji kebenaran dan menghadapi aneka ketidakpastian.

Orang tua yang berani melepas anak-anaknya dan tidak mengganggu proses alam mengajak anak-anaknya bermain adalah orang tua yang hebat. Memercayai kehebatan anak merupakan awal kehebatan itu sendiri.

Ketiga, tentu saja si anak yang bergairah mengeksplorasi dan ’’membaca’’ alam. Anak-anak yang hebat adalah anak-anak yang berani keluar dari cangkangnya. Keluar dari rahim, dari selimut rasa nyaman, tidak lagi dibedong, digendong, atau dituntun. Berjalan di atas kaki dan memakai otaknya sendiri.

Otak Orang Tua

Tetapi, yang terjadi selanjutnya adalah sebuah tragedi. Semakin kaya dan berkuasa, orang tua semakin ’’menguasai’’ anak-anaknya. Pasangan diatur dan dipilih orang tua, jurusan dan mata kuliah, bahkan siapa dosennya, lalu juga di mana bekerja. Ini sungguh sebuah kelas menengah yang sudah kelewatan.

Bahkan, begitu bekerja, kita menemukan sosok-sosok yang, maaf, ’’agak bodoh’’. Katanya lulusan universitas terkenal, IPK tinggi, tetapi sama sekali tidak bisa mengambil keputusan. Dan di antara teman-temannya, mereka dikenal sebagai sosok yang tidak asyik, sulit ’’linkage’’ atau mingle dengan yang lain.

Setelah tinggal di mes, teman-temannya baru tahu. Ternyata, beberapa hari sekali ’’mami’’-nya menelepon dan nangis-nangis karena merasa kehilangan. Nasihat ’’mami’’ banyak sekali dan si anak terlihat takut. Disuruh nego soal gaji, dia pun nego, padahal kerja baru seminggu dan belum menunjukkan prestasi apa-apa. Begitu disuruh mami pulang, pulanglah dia tanpa izin dari kantor.

Anak saya sendiri sejak SMP sudah dididik mandiri. Maka saat di SMA, dia sudah tidak sulit mengambil keputusan. Bahkan saat kuliah di negeri seberang, dengan cepat dia bisa memilih tempat tinggalnya. Sedangkan anak seorang pegusaha butuh dua bulan. Waktu saya tanya mengapa, dia jelaskan bahwa setiap kali anaknya dapat rumah, ibunya menganulir.

Saya bayangkan betapa rumitnya pesta pernikahan anak-anak yang orang tuanya seperti itu. Tanpa disadari, mereka membuat otak anak-anaknya kosong, terbelenggu, tak terlatih. Semua itu adalah otak orang tua, bukan otak anaknya.

Namun, ketika kolom tentang dagelan orang tua saya tulis beberapa hari lalu itu beredar luas lewat media sosial, saya punya kesempatan untuk ’’membaca’’.

Mayoritas pembaca tertampar ketika dikatakan bahwa anak-anaknya hebat, tetapi telah merusaknya dengan memberikan pengawalan ’’superekstra’’. Namun, saya juga menemui orang tua yang bebal, yang mengancam saya harus diperiksa KPAI karena mereka menganggap anaknya yang sudah mahasiswa masih ’’di bawah umur’’.

Bahkan, ketika saya katakan, ’’Jangan Latih Anak-Anak Dijemput KBRI’’, mereka protes dengan dalih KBRI itu dibiayai negara, untuk melindungi anak-anak mereka. Ada juga yang sangat takut anaknya kesasar, jadi korban perdagangan manusia, diperkosa, dan seterusnya.

Terus terang, mereka itulah yang seharusnya berubah. Takut berlebihan bisa membuat anak-anak ’’lumpuh’’ dan bermental penumpang. Anak-anak itu merasa akan selalu pintar kalau di sekolah juara kelas. Padahal, pintar di sekolah tidak berarti pintar dalam hidup.

Kalau memang lokasi kunjungannya berbahaya, tentu bisa dipelajari. Anak-anak kita, khususnya mahasiswa (bahkan kelas 2–3 SMA), bisa diajak membaca lingkungan. Orang tua bisa memberikan advis, bukan mengambil keputusan.

Tetapi, harus saya katakan, melatih anak-anak berpikir dan mengambil keputusan sedari muda amatlah penting. Sepenting membangun pertahanan dan keamanan negara, kita butuh penerus yang cerdas dalam menghadapi kesulitan dan ketidakpastian. Sebab, itulah situasi yang dihadapi anak kita kelak pada abad ke-21 ini.

Saya juga dapat pesan dari guru besar perempuan UI yang disegani dan dari bupati Trenggalek. Dari guru besar UI, saya mendapat cerita bagaimana pada usia SMP dia sudah ditugaskan ayahnya menyusul sendiri ke Padang. Di sana, ayahnya yang tentara mendapat tugas baru. Dia pun harus mencari sekolah sendiri dan mendaftar sendiri.

Lalu, ketika setahun tinggal di sana, ayahnya ditugaskan panglima untuk tugas belajar ke Amerika Serikat. Tinggallah si anak harus merajut hidup dengan bekal seadanya di kota yang belum dia kenal. Tetapi, hasilnya, dia menjadi pemikir yang dikenal kaya dengan empati, bukan tipe manusia berwacana.

Sementara itu, dari Bupati Trenggalek Emil Dardak, saya mendapat proof bahwa apa yang dididik orang tua pada masa kecilnya amat bermanfaat untuk mengantarnya ke tugas hari ini. Ayahnya, Hermanto Dardak, mantan wakil menteri PU, sering mengajak Emil ke luar negeri kalau ada undangan seminar. Sesampai di kota itu, Emil ditugaskan jalan-jalan sendiri mengenal kota.

Emil menulis melalui WA ke saya, ’’Saya beruntung punya orang tua yang kuat jantung dan beri kesempatan untuk membangun masa depan yang saya mampu jalani, meski berisiko.’’ Anda tahu, bupati muda ini meraih gelar doktor dari Jepang pada usia 22 tahun.

Perjalanan hari ini membentuk anak-anak kita pada hari esok. Saya harap orang tua kelas menengah siap berubah. Janganlah khawatir berlebihan. Berikanlah kepercayaan dan tantangan agar mereka sukses seperti Anda. Sebab, rumput sekalipun, kalau tak tembus matahari, akan berubah menjadi tanah yang gundul.

Semoga bermanfaat

Monday, July 11, 2016

Pendamping Hidupku

Tuhan, Aku Tahu Dia Sudah Di Dekatku. Kumohon Bukakan Mata Hati Kami Agar Rasa Ini Segera Bertemu

Tak ada yang mengatakan bahwa hidup ini mudah. Selamanya, hidup akan selalu berupa labirin dan misteri yang tak pernah kuketahui dengan tuntas. Dalam bayanganku, betapa lebih mudahnya jika segala beban hidup ini bisa dibagi dengan sosok yang tepat. Sosok yang benar dan dengannya hati ini akan senyaman saat berada di rumah.

Persoalan jodoh memang tak mudah. Di satu sisi, dalam usia seperti ini, harapan keluarga semakin melambung tinggi. Tapi hati ini juga enggan jika harus menjalani hidup dengan sembarang orang. Rasanya pencarian ini tak pernah berhenti, tapi saat dia tak juga hadir, pertanyaan itu muncul begitu saja.

Sesungguhnya kamu ada di mana?

Dear Tuhanku, sudah dua puluh lima tahun berlalu sejak kelahiranku. Apa kabar dirinya yang Engkau ciptakan khusus untukku?

untuk kamu, yang entah siapa dan di mana

Dua puluh lima tahun yang lalu, atas kuasaMu, aku terlahir di dunia. Hingga saat ini begitu banyak hal dan berkah yang kudapatkan. Konon kata orang tua, sejak umur tiga bulan, kita sudah dibisikkan rahasia-rahasia kehidupan, termasuk soal jodoh dan kematian.

Dear Tuhan, aku sudah paham bahwa segala sesuatu di dunia diciptakan berpasangan. Aku juga tahu ada seseorang yang sengaja engkau ciptakan untukku. Seseorang yang akan menjadi pelabuhan terakhir hati yang lelah ini. Jika aku boleh bertanya, sedang apa dan di manakah dia saat ini, Tuhanku?

Aku tahu barangkali dia ada di dekatku. Hanya saja hati ini terlalu bebal untuk menyadarinya, karena apa yang dekat terkadang memang tak terlihat.

aku tahu dia di sekitarku

Aku tahu, perihal jodoh memang sedikit ambigu. Tak serumit persoalan dunia, tapi juga tak semudah membalikkan telapak tangan. Aku tahu, dia yang Engkau ciptakan untukku, ada di sekitarku. Tapi hati yang bebal ini, selama ini terlalu asyik mencari di tempat yang jauh. Sebagai manusia, Engkau karuniai aku ruang yang lapang untuk kesalahan dan lupa. Seperti nilai berherga seseorang begitu terlihat saat kita kehilangan. Dia yang dekat, seringnya justru tak terlihat.

Tapi jika memang kami sudah berdekatan, kumohon bukalah mata hati kami agar pertemuan indah bisa segera diwujudkan.

tapi jika memang sudah dekat, segera pertemukan kami ya Tuhan

Aku tak pernah meragukan jalanmu, Tuhan. Aku tahu Engkau Maha kreatif. Aku tahu bahwa sebuah cerita indah telah Kau siapkan untuk kami. Meski indah itu banyak rupa dan tahap-tahapnya. Aku yakin, aku hanya perlu membuka diri lebih peka lagi, sebab dia yang aku cari barangkali ada di sekitar sini. Tapi jika kami memang sudah sebegini berdekatan, kumohon bukalah pula mata hati kami, Tuhan. Agar kami bisa saling melihat satu sama lain, dan pertemuan indah yang dinanti segera terjadi.

Terus-terusan menjalani hubungan yang kandas memang membuatku banyak belajar. Tapi Tuhan, ada kalanya hati ini sudah lelah, dan ingin segera bersandar.

beberapa orang ditakdirkan untuk bertemu dan jatuh cinta, tapi tidak bersama

Barangkali, Engkau sengaja mengatur jalan kami demikian rupa. Supaya aku dipertemukan dengan orang-orang yang salah, agar aku bisa segera menemukan dia yang benar. Kuhibur diri bahwa segala hubungan yang sudah kujalani dan gagal, pastilah membawa satu hal baik yang bisa kuambil hikmah.

Kuhibur diri pula dengan keyakinan, bahwa jika aku tidak pernah bertemu dia yang salah, lantas bagaimana aku bisa menemukan dia yang benar? Tapi Tuhan, terkadang terus-terusan menjalani hubungan yang salah, berulang-ulang mengalami sakit hati yang sama, membuat hambamu ini lelah juga. Karena itu, kumohon segera pertemukan hati ini dengan rumah yang sebenarnya.

Aku yakin Kau tahu waktu yang paling tepat. Jika sampai sekarang dia tak juga kulihat, barangkali kami memang masih harus memantaskan diri.

barangkali kami memang belum tuntas memantaskan

Bagaimanapun juga, segala sesuatu ada saatnya sendiri. Engkau, pencipta dan pengatur segala sesuatu, pasti lebih tahu saat yang paling tepat untuk kami. Barangkali saat ini, kami, masih sibuk mencari-cari sosok yang jauh, tanpa menyadari bahwa kamu sudah begitu dekat. Pasti ada alasan mengapa sampai saat ini dia yang kucari tak belum juga terlihat. Pasti ada alasan mengapa hati kami tak juga cepat terbuka. Barangkali hati ini, dan diri ini, belum siap untuk saling bertemu. Hingga suatu saat nanti, saat kami sama-sama sudah saling memantaskan diri, Engkau akan mempertemukan kami dalam lagu-lagu cinta dan doa bersama.

Aku berjanji akan sabar menunggu. Tapi Tuhan, kumohon jangan terlalu lama Kau menunda pertemuan yang indah itu.

Jangan lama-lama

Karena segalanya memang ada waktunya sendiri, aku serahkan semua kepadamu, Tuhanku. Tapi jika boleh memohon padamu, tolong jangan lama-lama Tuhan. Mendapatkan pasangan yang benar, membina keluarga kecil bahagia, sudah kumimpi-mimpikan sejak dulu. Bersama orang seadanya bukan hal yang kuinginkan, meski keluarga sudah tak sabar menunggu. Jika dia yang kucari sudah berada di sekitar sini, kumohon segera pertemukan kami.

Selagi aku belum bisa mengatakan sendiri padanya, kutitipkan kerinduan ini pada-Mu. Meski raga kami belum bertemu, bukankah hati kami sudah bersatu?

bukankah kami sudah disatukan sebelum pertemuan?

Hingga saat itu tiba, aku akan sabar menunggu. Saat ini, selagi aku tak bisa mengatakan rindu ini, akan kutitipkan segala rindu, harap, cemas, dan semangat ini kepadamu, Tuhan. Jagalah dia di manapun dia berada. Berilah kemudahan atas setiap usaha-usahanya. Dan sampaikan rindu dari orang yang selalu menunggunya ini. Yakinkah dia bahwa kami akan disatukan, meski saat ini raga kami belum dipertemukan.

Sekalipun aku tak pernah meragu. Aku yakin tak pernah ada yang sia-sia di dunia ini. Suatu saat nanti, segala penantian dan usaha ini, akan mendapatkan imbalannya. Meski dia dekat, terkadang jalan kami yang harus memutar. Tak apa, toh semua ada yang mengatur jalan ceritanya. Hingga saat itu tiba, aku akan tetap menunggu dengan setia. Tapi Tuhanku, jika dia memang sudah ada di dekatku, kumohon jangan terlalu lama. Karena hati yang lelah ini ingin segera bertemu dengan rumahnya.

Terima kasih, Tuhan.

Dari Hambamu, yang ingin segera dipertemukan dengan jodohnya.

Source: fb perjalanan hidup

Sunday, July 10, 2016

Burdah bagian II

ﺍﻟﻔﺼﻞ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ : ﻓﻲ ﺍﻟﺘﺤﺬﻳﺮ ﻣﻦ ﻫﻮﻯ ﺍﻟﻨﻔﺲ
Bagian kedua: peringatan tentang bahaya hawa nafsu

ﻓَﺈِﻥّ ﺃَﻣّﺎﺭَﺕِ ﺑِﺎﻟﺴّـﻮﺀِ ﻣَﺎ ﺍﺗّﻌَﻈَﺖْ ۞ ﻣِﻦْ ﺟَﻬْﻠِﻬَﺎ ﺑِﻨَﺬِﻳﺮِ ﺍﻟﺸّﻴْﺐِ ﻭَﺍﻟَﻬَﺮَﻡِ
Sungguh nafsu amarahku pada nasehat tak terima, karena berangkat dari ketidaktahuannya.
Adanya peringatan berupa uban di kepala dan ketidakberdayaan tubuh akibat umur senja.

ﻭَﻟَﺎ ﺃَﻋَﺪَّﺕْ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻔِﻌْﻞِ ﺍﻟَﺠَﻤِﻴْﻞِ ﻗِﺮَﻯ ۞ ﺿَﻴْﻒٍ ﺃَﻟَﻢَّ ﺑِﺮَﺃْﺳِﻲ ﻏَﻴْﺮَ ﻣُﺤْﺘَﺸِﻢِ
Nafsu amarahku tak mampu bersiap-siap diri, dengan mengerjakan amal baik yang bernilai.
Untuk menyambut kedatangan tamu yang pasti, tamu yang singgah di kepala nan tiada malu lagi.

ﻟَﻮْ ﻛُﻨْﺖُ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﺃَﻧِّـﻲ ﻣَــﺎ ﺃُﻭَﻗّـــــــــِﺮُﻩُ ۞ ﻛَﺘَﻤْﺖُ ﺳِﺮًّﺍ ﺑَﺪَﺍ ﻟِﻲْ ﻣَﻨْﻪُ ﺑِﺎﻟﻜَﺘَﻢِ
Jikalau aku tahu bahwa diriku tak mampu menghormat tamu
Maka lebih baik kusembunyikan diriku dengan cara menyemir uban dikepalaku

ﻣَﻦْ ﻟِﻲ ﺑِﺮَﺩِّ ﺟِﻤَﺎﺡٍ ﻣِﻦْ ﻏَﻮَﺍﻳَﺘِﻬَﺎ ۞ ﻛَﻤَﺎ ﻳُﺮَﺩُّ ﺟِﻤَﺎﺡُ ﺍﻟَﺨَﻴْﻞِ ﺑِﺎﻟﻠُّﺠُﻢِ
Siapakah gerangan? Sanggup mengendalikan nafsuku dari kesesatan
Sebagaimana kuda liar yang terkendalikan dengan tali kekangan

ﻓَﻼَ ﺗَﺮُﻡْ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌَﺎﺻِﻲْ ﻛَﺴْﺮَ ﺷَﻬْﻮَﺗِﻬَﺎ ۞ ﺇِﻥّ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡَ ﻳُﻘَﻮِّﻱْ ﺷَﻬْﻮَﺓَ ﺍﻟﻨَّﻬِﻢِ
Jangan kau berharap, dapat mematahkan nafsu dengan maksiat.
Karena makanan justru bisa perkuat bagi si rakus makanan lezat.

ﻭَﺍﻟﻨّﻔْﺲُ ﻛَﺎﻟﻄّﻔِﻞِ ﺇِﻥْ ﺗُﻬْﻤِﻠْﻪُ ﺷَﺐَّ ﻋَﻠَﻰ ۞ ﺣُﺐِّ ﺍﻟﺮَّﺿَﺎﻉِ ﻭَﺇِﻥْ ﺗَﻔْﻄِﻤْﻪُ ﻳَﻨْﻔَﻄِﻢِ
Nafsu bagaikan bayi, bila kau biarkan akan tetap suka menyusu.
Namun bila kau sapih, maka bayi akan berhenti sendiri.

ﻓَﺎﺻْﺮِﻑْ ﻫَﻮَﺍﻫَﺎ ﻭَﺣَﺎﺫِﺭْ ﺃَﻥْ ﺗُﻮَﻟِّﻴَﻪُ ۞ ﺇِﻥّ ﺍﻟْﻬَﻮَﻯ ﻣَﺎ ﺗَﻮَﻟَّﻰ ﻳُﺼِﻢْ ﺃَﻭْ ﻳَﺼِﻢِ
Maka palingkanlah nafsumu, takutlah jangan sampai ia menguasai-nya
Sesungguhnya nafsu, jikalau berkuasa maka akan membunuhmu dan membuatmu tercela.

ﻭَﺭَﺍﻋِﻬَﺎ ﻭَﻫْﻲَ ﻓِﻲْ ﺍﻷَﻋْﻤَﺎﻝِ ﺳَﺂﺋِﻤَﺔٌ ۞ ﻭَﺇِﻥْ ﻫِﻲَ ﺍﺳْﺘَﺤْﻠَﺖِ ﺍﻟْﻤَﺮْﻋَﻰ ﻓَﻼَﺗُﺴِﻢِ
Dan gembalakanlah nafsu, karena dalam amal nafsu bagaikan hewan ternak.
Jika nafsu merasa nyaman dalam kebaikan, maka tetap jaga dan jangan kau lengah.

ﻛَﻢْ ﺣَﺴّﻨَﺖْ ﻟَﺬّﺓً ﻟِﻠْﻤَـــــــﺮْﺀِ ﻗَﺎﺗِﻠَﺔً ۞ ﻣِﻦْ ﺣَﻴْﺚُ ﻟَﻢْ ﻳَﺪْﺭِ ﺃَﻥّ ﺍﻟﺴَّﻢَّ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪَّﺳَﻢِ
Betapa banyak kelezatan, justru bagi seseorang membawa kematian
Karena tanpa diketahui, adanya racun tersimpan dalam makanan

ﻭَﺍﺧْﺶَ ﺍﻟﺪَّﺳَﺎﺋِﺲَ ﻣِﻦْ ﺟُﻮﻉٍ ﻭَّﻣِﻦْ ﺷَﺒَﻊِ ۞ ﻓَﺮُﺏّ ﻣَﺨْﻤَﺼَﺔٍ ﺷَﺮُّ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺘُّﺨَﻢِ
Takutlah terhadap tipu dayanya lapar dan kenyang
Sebab sering terjadi rasa lapar lebih daripada kenyang.

ﻭَﺍﺳْﺘَﻔْﺮِﻍِ ﺍﻟﺪَّﻣْﻊَ ﻣِﻦْ ﻋَﻴْﻦٍ ﻗَﺪِ ﺍﻣْﺘَﻠَﺄَﺕْ ۞ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤَﺤَﺎﺭِﻡِ ﻭَﺍﻟْﺰَﻡْ ﺣِﻤْﻴَﺔَ ﺍﻟﻨَّﺪَﻡِ
Deraikanlah airmata, dari pelupuk mata yang penuh noda dosa
Peliharalah rasa sesal dan kecewa karena dosa.

ﻭَﺧَﺎﻟِﻒِ ﺍﻟﻨّﻔْﺲَ ﻭَﺍﻟﺸّﻴْﻄَﺎﻥَ ﻭَﺍﻋْﺼِﻬِﻤَﺎ ۞ ﻭَﺇِﻥْ ﻫُﻤَﺎ ﻣَﺤّﻀَﺎﻙَ ﺍﻟﻨُّﺼْﺢَ ﻓَﺎﺗَّﻬِﻢِ
Lawanlah hawa nafsu dan setan durhaka, dan jagalah pada keduanya
Jika mereka tulus menasehati maka engkau harus mencurigai.

ﻭَﻻَ ﺗُﻄِﻊْ ﻣِﻨْﻬُﻤَﺎ ﺧَﺼْﻤًﺎ ﻭَﻻَﺣَﻜَﻤًﺎ ۞ ﻓَﺄَﻧْﺖَ ﺗَﻌْﺮِﻑُ ﻛَﻴْﺪَ ﺍﻟﺨَﺼْﻢِ ﻭَﺍﻟْﺤَﻜَﻢِ
Janganlah engkau taat kepada mereka nafsu dan setan, baik selaku musuh atau selaku hakim
Sebab engkau sudah tahu dengan nyata, bagaimana tipu dayanya dalam musuh dan menghukumi.

ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُ ﺍﻟَّﻠﻪَ ﻣِﻦْ ﻗَﻮْﻝٍ ﺑِﻼَﻋَﻤَــﻞٍ ۞ ﻟَﻘَﺪْ ﻧَﺴَﺒْﺖُ ﺑِﻪِ ﻧَﺴْﻞً ﻟِﺬِﻱ ﻋُﻘُﻢِ
Kumohon pengampunan kepada Allah, atas ucapan yang tanpa mengamalkan
Sungguh.. hal itu laksana orang mandul tak berketurunan.

ﺃَﻣَﺮْﺗُﻚَ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮَ ﻟٰﻜِﻦْ ﻣَﺎ ﺍﺋْﺘَﻤَﺮْﺕُ ﺑِﻪِ ۞ ﻭَﻣَﺎ ﺍﺳْﺘَﻘَﻤْﺖُ ﻓَﻤَﺎ ﻗَﻮْﻝِ ﻟَﻚَ ﺍﺳْﺘَﻘِﻢِ
Engkau ku perintah lakukan amal kebaikan, namun aku sendiri enggan mengerjakan
Maka tiada berguna ucapanku agar kau berlaku benar, sedangkan diriku sendiri dalam kelalaian.

ﻭَﻻَ ﺗَﺰَﻭّﺩْﺕُ ﻗَﺒْﻞَ ﺍﻟﻤَﻮْﺕِ ﻧَﺎﻓِﻠَــﺔً ۞ ﻭﻟَﻢْ ﺃُﺻَﻞّ ﺳِﻮَﻯ ﻓَﺮْﺽٍ ﻭَﻟَﻢْ ﺃَﺻُﻢِ
Dan diriku tiada menambah amal kebaikan dalam kesunahan, sebelum kematian datang
Dan tiada aku shalat dan puasa, kecuali hanya ibadah yang wajibkan

Burdah bagian I

ﻣَﻮْﻟَﺎﻱَ ﺻَﻠِّﻲ ﻭَﺳَﻠِّـﻢْ ﺩَﺁﺋِــﻤﺎً ﺃَﺑَـﺪًﺍ ۞ ﻋَﻠـــَﻰ ﺣَﺒِﻴْﺒِـﻚَ ﺧَﻴْــﺮِ ﺍﻟْﺨَﻠْﻖِ ﻛُﻠِّﻬِﻢِ
ﻫُﻮَﺍﻟْﺤَﺒِﻴْﺐُ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺗُﺮْﺟَﻰ ﺷَﻔَﺎﻋَﺘُﻪُ ۞ ﻟِﻜُﻞّ ﻫَﻮْﻝٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺄِﻫْﻮَﺍﻝِ ﻣُﻘْﺘَﺤِـــــــﻢِ
ﺃَﻣِﻦْ ﺗَﺬَﻛُّﺮِ ﺟِﻴْﺮَﺍﻥٍ ﺑِﺬِﻱْ ﺳَــــﻠَــﻢٍ ۞ ﻣَﺰَﺟْﺖَ ﺩَﻣْﻌًﺎ ﺟَﺮَﻱْ ﻣِﻦْ ﻣُﻘْﻠَﺔٍ ﺑِـــﺪَﻡِ
Apakah karena mengingat para kekasih di Dzi Salam [1] sana.
Engkau deraikan air mata dengan darah duka.

ﺃَﻡْ ﻫَﺒَّﺖِ ﺍﻟﺮِّﻳْﺢُ ﻣِﻦْ ﺗِﻠْﻘَﺎﺀِ ﻛَﺎﻇِﻤَـــﺔٍ ۞ ﻭَﺃَﻭْﻣَﺾَ ﺍﻟْﺒَﺮْﻕُ ﻓِﻲْ ﺍﻟْﻀَﻤَﺂﺀِ ﻣِﻦْ ﺇِﺿَـﻢِ
Ataukah karena hembusan angin terarah lurus berjumpa di Kadhimah
[2] .
Dan kilatan cahaya gulita malam dari kedalaman jurang idham[3] .

ﻓَﻤَﺎ ﻟِﻌَﻴْﻨَﻴْﻚَ ﺇِﻥْ ﻗُﻠْﺖَ ﺍﻛْﻔُﻔَﺎ ﻫَﻤَﺘَــﺎ ۞ ﻭَﻣَﺎ ﻟِﻘَﻠْﺒِﻚَ ﺇِﻥْ ﻗُﻠْﺖَ ﺍﺳْﺘَﻔِﻖْ ﻳَﻬِـــــﻢِ
Mengapa kedua air matamu tetap meneteskan airmata? Padahal engkau telah berusaha membendungnya.
Apa yang terjadi dengan hatimu? Padahal engkau telah berusaha menghiburnya.

ﺃَﻳَﺤَﺴَﺐُ ﺍﻟﺼَّﺐُّ ﺃَﻥَّ ﺍﻟْﺤُﺐَّ ﻣُﻨْﻜَﺘـــِﻢٌ ۞ ﻣَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﻣُﻨْﺴَﺠِﻢٍ ﻣِﻨْﻪُ ﻭَﻣﻀْﻄَــــﺮِﻡِ
Apakah diri yang dirundung nestapa karena cinta mengira bahwa api cinta dapat disembunyikan darinya.
Di antara tetesan airmata dan hati yang terbakar membara.

ﻟَﻮْﻟَﺎ ﺍﻟْﻬَﻮَﻯ ﻟَﻢْ ﺗُﺮِﻕْ ﺩَﻣْﻌﺎً ﻋَﻠَﻲ ﻃَـﻠَﻞٍ ۞ ﻭَﻻَ ﺃﺭَﻗْﺖَ ﻟِﺬِﻛْﺮِ ﺍﻟْﺒَﺎﻥِ ﻭَﺍﻟْﻌَﻠـَـــﻢِ
Andaikan tak ada cinta yang menggores kalbu, tak mungkin engkau mencucurkan air matamu.

Meratapi puing-puing kenangan masa lalu berjaga mengenang pohon ban dan gunung yang kau rindu.

ﻓَﻜَﻴْﻒَ ﺗُﻨْﻜِﺮُ ﺣُﺒﺎًّ ﺑَﻌْﺪَ ﻣَﺎ ﺷَــﻬِﺪَﺕْ ۞ ﺑِﻪِ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻋُﺪُﻭْﻝُ ﺍﻟﺪَّﻣْﻊِ ﻭَﺍﻟﺴَّـــﻘَﻢِ
Bagaimana kau dapat mengingkari cinta sedangkan saksi adil telah menyaksikannya
Berupa deraian air mata dan jatuh sakit amat sengsara

ﻭَﺃَﺛْﺒَﺖَ ﺍﻟْﻮَﺟْﺪُ ﺧَﻄَّﻲْ ﻋَﺒْﺮَﺓٍ ﻭَّﺿَــﻨﻰً ۞ ﻣِﺜْﻞَ ﺍﻟْﺒَﻬَﺎﺭِﻡِ ﻋَﻠَﻰ ﺧَﺪَّﻳْﻚَ ﻭَﺍﻟْﻌَﻨَــــﻢِ
Duka nestapa telah membentuk dua garisnya isak tangis dan sakit lemah tak berdaya.
Bagai mawar kuning dan merah yang melekat pada dua pipi.

ﻧَﻌَﻢْ ﺳَﺮَﻯ ﻃَﻴْﻒُ ﻣَﻦْ ﺃَﻫْﻮَﻯ ﻓَﺄَﺭّﻗَﻨِﻲ ۞ ﻭَﺍﻟْﺤُﺐّ ﻳَﻌْﺘَﺮِﺽُ ﺍﻟﻠّﺬّﺍﺕَ ﺑِﺎﻟَﻠَــــــﻢِ
Memang benar bayangan orang yang kucinta selalu hadir membangunkan tidurku untuk terjaga
Dan memang cinta sebagai penghalang bagi siempunya antara dirinya dan kelezatan cinta yang berakhir derita

ﻳَﺎ ﻟَﺎ ﺋِﻤِﻲ ﻓِﻲ ﺍﻟﻬَﻮَﻯ ﺍﻟﻌُﺬْﺭِﻱِّ ﻣَﻌْﺬِﺭَﺓً ۞ ﻣِﻨّﻲ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﻭَﻟَﻮْ ﺃَﻧْﺼَﻔْﺖَ ﻟَﻢْ ﺗَﻠُﻢِ
Wahai pencaci derita cinta kata maaf kusampaikan padamu.
Aku yakin andai kau rasakan derita cinta ini tak mungkin engkau mencaci maki.

ﻋَﺪَﺗْﻚَ ﺣَـــﺎﻟِـﻲ ﻟَﺎﺳِﺮِّﻱْ ﺑِﻤُﺴْﺘَﺘِﺮٍ ۞ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻮِﺷَﺎﺓِ ﻭَﻻَ ﺩَﺍﺋِﻲْ ﺑِﻤُﻨْﺤَﺴِــﻢِ
Kini kau tahu keadaanku, tiada lagi rahasiaku yang tersimpan darimu.
Dari orang yang suka mengadu domba dan derita cintaku tiada kunjung sirna.

ﻣَﺤّﻀْﺘَﻨِﻲ ﺍﻟﻨُّﺼْﺢَ ﻟَﻜِﻦْ ﻟَّﺴْﺖُ ﺃَﺳْﻤَﻌُﻪُ ۞ ﺇَﻥّ ﺍﻟُﺤِﺐَّ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻌُﺬَّﺍﻝِ ﻓِﻲ ﺻَﻤَﻢِ
Begitu tulus nasihatmu, tapi aku tak mampu mendengar semua itu.
Karena sesungguhnya orang yang dimabuk cinta tuli dan tak menggubris cacian pencela.

ﺇِﻧِّﻰ ﺍﺗَّﻬَﻤْﺖُ ﻧَﺼِﻴْﺢَ ﺍﻟﺸّﻴْﺐِ ﻓِﻲ ﻋَﺬَﻟِﻲ ۞ ﻭَﺍﻟﺸّﻴْﺐُ ﺃَﺑْﻌَﺪُ ﻓِﻲ ﻧُﺼْﺢِ ﻋَﻦِ ﺍﻟﺘُّﻬَﻢِ
Aku curiga ubanku pun turut mencelaku.
Padahal ubanku pastilah tulus memperingatkanku.

[1] Dzi salam: Suatu tempat antara makkah dan madinah.
[2] Kadhimah: Jalan menuju makkah.
[3] Idam: Sebuah jurang di Madinah.