Saat ini informasi sudah tidak dapat dibendung, terutama informasi
digital. Sehingga mau tidak mau kita yang harus pandai dalam mengolah informasi
tersebut. Tidak sedikit yang masuk penjara hanya karena status yang iya
sebarkan di media social, memang sangat benar apa yang disampaikan Rasulullah
saw. “keselamatan insan tergantung bagaimana iya menjaga lisannya
”, sedikit ingin berbagi tulisan bagaimana mengolah informasi yang kita terima
sehingga kita bisa selamat baik dunia maupun di akhirat.
Informasi yang kita teriama dapat
berupa berita, fakta, prasangka, gossip dan fitnah, banyak kasus perselisihan
dan adu domba terjadi karena bercampur aduknya informasi-informasi
tersebut, jika tak pandai memilih dan memilah informasi itu dapat mencelakakan kita,
tidak hanya celaka di dunia namun dapat membuat kita celaka di akhirat.
Tidak jarang kita menerima broadcast sms dan bbm,
dan tampa pikir panjang kita membroadcast ulang informasi yang kita terima
tersebut pada semua kontak yang kita miliki. Mari berpikir sejenak, bagaimana
kalau sendainya informasi yang kita broadcast tersebut hanyalah prasangka
atau bahkan hanyalah fitnah belaka, bukankah kita telah ikut
andil dalam memfitnah seseorang?. #ThinkAgain
Bagaimana Mengolah Informasi
Ada baiknya dan saya pikir harus
dilakukan sebelum kita menuliskan status di media social atau menshare,
membroadcast berita untuk melakukan beberapa tips berikut ini:
1.
Tabayun
Tabayun atau
melakukan konfirmasi, sedapat mungkin periksalah kebenaran dari informasi yang
kita terima, jangan langsung mempercayai segala informasi tersebut. Tidak
jarang sumber berita saat ini mempelintir informasi yang ditulis hanya karena
pesanan seseorang bukan atas nama
kebenaran. Dalam surat Al-Hujarot ayat 6 Allah berfirman “jika datang kepadamu orang fasik
dengan informasi, maka periksalah dengan teliti”.
Konon ada yang
mengatakan “saat kabar baik menyebar beberapa kilo meter, kabar buruk
sudah melesat dan menyebar keseluruh dunia”. Dapat dibayangkan jika ini
informasi yang kita broadcast sudah menyebar akan sangat sulit menariknya kembali.
2.
Zhan
Zhan atau
prasangka, tidak jarang informasi yang kita terima hanyalah sebuahinformasi
prasangka dan masih jadi tanda Tanya atas kebenaran tersebut, dan Allah
berfirman "sesungguhnya prasangka tak memberimu sedikitpun kebenaran"
Annajam ayat 28. Tak ada pilihan untuk informasi semacam ini, jika kabar itu
benar maka itu adalah Ghibah, dan jika kabar itu salah maka itu
adalah fitnah, baik ghibah atau fitnah
sma-sama merupakan dosa besar.Zhan dalam bahasa inggris adalah “PreJudice ” yang terdiri dari kata pre sebelum dan judge menghukum, dengan kata lain kita telah menghukum seseorangg orang sebelum informasinya benar.
3.
Bicara yang baik
atau diam
Nabi mengajarkan
umatnya untuk selalu menjaga lisannya, karena banyak perselisihan dan
permusuhan terjadi karena apa yang keluar dari lisa, bukan hanya ucapan tapi
juga tulisan dan status yang ada di media social, nabi pernah bersabda “bicarah
yang baik atau diam saja”.
taqwa
itu seerti orang yang berjalan di antara duri-duri, sehingga harus hati-hati agar
tak terkena duri-duri tersebut. Begitu pula taqwa dalam
menghadapi informasi, tak asal percaya dan berpikir seribu kali sebelum
menyebarkannya.
Seseorang yang
mudah menerima dan menyebarkan semua informasi yang diterimanya, maka orang
tersebuat dapat dikatakan sebagai pendusta. Rosulullah saw bersabda “cukuplah dikatakan pendusta orang menceritakan
semua yang dia dengar” Hr Muslim.
Berpikir sebelum men-share informasi
1.
Apakah sudah benar dan
sudah konfirmasi kebenaran berita ini?.
2.
Apakah berita ini berupa fakta
atau hanya prasangka?
3.
Jika fakta dan benar apakah
perlu di sebarkan dan apakah ada yang tersakiti dengan berita ini?
4.
apakah berita ini memberi
kebaikan atau malah akan menyulut permusuhan?
#Mulutmu_harimaumu =
#Statusmu_harimaumu
No comments:
Post a Comment